Sukses

Kesimpulan WHO dan China: Virus Corona COVID-19 Bukan dari Laboratorium

Salinan draf hasil studi WHO dan China menyimpulkan bahwa COVID-19 memang bukang dari laboratorium.

Liputan6.com, Jenewa - Draf salinan kesimpulan WHO dan China menyimpulkan bahwa COVID-19 berasal dari kelelawar ke manusia dan bukan dari laboratorium. Kebocoran virus dari laboratorium dianggap sangat tidak mungkin. 

Salinan laporan itu diperoleh Associated Press. WHO-China menyimpulkan bahwa COVID-19 ditularkan oleh hewan lain ke kelelawar lalu kemudian ke manusia.

Dilaporkan VOA Indonesia, Selasa (30/3/2021), studi itu juga mengungkapkan bahwa cerpelai dan kucing rentan terhadap virus corona sehingga menyiratkan bahwa mereka juga bisa menjadi pembawa virus itu.

Seorang diplomat yang berbasis di Jenewa dari sebuah negara anggota WHO berbagi hasil penelitian yang tampaknya mendekati versi final dengan Associated Press, Senin (29/3). Namun, kantor berita itu tidak mengungkap identitas diplomat tersebut karena ia tidak berwenang untuk menyampaikan informasi sebelum dipublikasikan.

Laporan itu sebagian besar didasarkan pada kunjungan yang dilakukan tim ahli internasional awal tahun ini ke Wuhan, lokasi di China di mana virus corona pertama kali muncul. Para peneliti membuat daftar empat skenario dalam urutan kemungkinan munculnya virus bernama SARS-CoV-2.

Daftar teratas adalah penularan melalui hewan kedua, yang menurut mereka sangat mungkin terjadi. Mereka mengevaluasi kemungkinan penyebaran langsung dari kelelawar ke manusia, dan mengatakan bahwa penyebaran melalui produk makanan “rantai dingin'' mungkin terjadi tetapi tidak mungkin.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mata Rantai yang Hilang

Kerabat terdekat dari virus penyebab COVID-19 telah ditemukan pada kelelawar, yang diketahui bisa membawa virus corona. Namun, laporan tersebut mengatakan bahwa jarak evolusioner antara virus kelelawar ini dan SARS-CoV-2 diperkirakan beberapa dekade sehingga menunjukkan adanya mata rantai yang hilang. 

Peter Ben Embarek, pakar WHO yang memimpin misi Wuhan, mengatakan, Jumat pekan lalu, bahwa laporan tersebut telah diselesaikan dan sedang diperiksa faktanya dan diterjemahkan. “Saya harapkan dalam beberapa hari mendatang seluruh proses itu sudah selesai dan bisa kita rilis ke publik," ujarnya.

Draf laporan tidak berhasil memastikan apakah wabah itu dimulai di pasar makanan laut Wuhan yang memiliki salah satu kelompok kasus paling awal pada Desember 2019.

Penemuan sejumlah kasus lain sebelum wabah pasar Huanan terkuak menunjukkan kemungkinan wabah dimulai di tempat lain. Namun laporan tersebut mencatat, mungkin ada kasus yang lebih ringan yang tidak terdeteksi dan itu bisa menjadi penghubung antara pasar Huanan dan kasus-kasus sebelumnya.

“Karena itu, tidak ada kesimpulan pasti mengenai peran pasar Huanan sebagai asal mula wabah, atau bagaimana infeksi masuk ke pasar itu,'' kata laporan itu.

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.