Sukses

Penembakan Gadis Asia di San Fransisco AS, Tersangka Diduga Bermotif Rasial

Jessica Dimalanta, 19 tahun, dan laki-laki berusia 19 tahun itu terkena peluru. Sementara tiga teman lainnya tidak terluka.

Liputan6.com, San Fransisco - Dua remaja ditembak di San Francisco dengan satu terkena peluru di mata pada Minggu 21 Maret 2021. Insiden ini mencuat ke permukaan setelah keluarga korban memulai kampanye urun dana di GoFundMe untuk tagihan medis.

Jessica Dimalanta keluar bersama empat teman lainnya, satu laki-laki dan tiga perempuan, pada dini hari Minggu, 21 Maret untuk melihat pertunjukan mobil di Area Teluk San Francisco.

Dimalanta dan teman-temannya telah berada di satu pertunjukan ketika polisi datang untuk membubarkan kerumunan. Kelompok itu kemudian pergi untuk mengemudi ke pertunjukan lain, menurut SFPD.

Saat berhenti, di persimpangan Quint St & Oakdale Ave, sejumlah tersangka keluar dari kendaraan di depan mereka dan menembaki Lexus abu-abu mereka.

Dimalanta, 19 tahun, dan laki-laki berusia 19 tahun itu terkena peluru. Sementara tiga teman lainnya tidak terluka.

Para tersangka diyakini melarikan diri dari tempat kejadian setelahnya. Teman-teman Dimalanta kemudian mengantarnya ke Rumah Sakit UCSF Mission Bay di pusat kota San Francisco.

Dimalanta tiba di rumah sakit sekira pukul 02.54 am. Mobil mereka rusak karena tembakan.

Dimalanta dan korban lainnya dipindahkan dan dirawat di Rumah Sakit Umum SF dan keduanya dalam kondisi tidak mengancam jiwa awal pekan ini.

Penyelidikan masih berlangsung.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Siapa Korban?

Jessica Dimalanta, 19, berasal dari Vallejo, California. Dexter Martin, yang mengatakan dia paman Dimalanta, membuat halaman GoFundMe untuk membantu pemulihannya.

Dalam keterangannya, Martin menggambarkan sebuah sedan gelap merapat ke mobil Dimalanta, di mana kemudian tiga pria keluar dan mulai menembak.

Dimalanta terkena tembakan di wajahnya dengan peluru telah "mengenai mata kanannya," menurut Martin.

Dokter dilaporkan mampu mengeluarkan peluru, tetapi beberapa fragmen tetap tertanam di wajahnya.

Martin mengatakan, berbicara dan makan menyebabkan rasa sakit. Dia juga menderita trauma emosional insiden yang tersisa.

Martin menyebut insiden itu sebagai kejahatan kebencian bermotif rasial. Sebuah postingan di media sosial di laman yang tampaknya berasal dari ibu Dimalanta juga mengklaim dirinya menjadi korban kejahatan kebencian.

Polisi tidak menyebutkan kejahatan kebencian dalam pembaruan terbaru mereka.

Dimalanta baru-baru ini didiagnosis menderita diabetes dan dites positif COVID-19, kata Martin. Dia telah berusia 19 tahun sebelumnya pada bulan Maret.

"Jessica adalah orang yang paling manis, baik hati, peduli dengan suara malaikat, suka bernyanyi dan menghabiskan waktu bersama keluarganya. Dia membantu ibu tunggalnya merawat adik-adiknya, keponakan, dan keponakannya. Dia tidak pantas harus menderita seperti ini. Tidak ada yang pantas mendapatkan ini sama sekali," tulis Martin.

Tujuan keluarga Dimalanta dengan GoFundMe adalah untuk membantu membayar beberapa terapi sebagai bagian dari pemulihannya. Kampanye ini telah mengumpulkan lebih dari $ 40,656 dari target $ 10.000.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.