Sukses

Sering Mengunyah Es Batu Baik Bagi Kesehatan?

Apakah Anda termasuk salah satu yang suka mengunyah es batu? Apakah ini baik bagi kesehatan?

Liputan6.com, Jakarta - Tidak ada yang lebih menyegarkan daripada memakan sesendok es serut dimusim panas yang terik. Bongkahan es batu kecil yang meleleh di dasar gelas dapat mendinginkan dan menghilangkan dahaga. Dan saat Anda sedang sakit gigi, mengisap es batu juga disebut-sebut dapat meredakan rasa sakit.

Tapi bagaimana dengan mengunyah es batu yang keras langsung dari freezer? Apa itu buruk untukmu?

Pagophagia adalah nama dari kondisi medis yang berarti makan es secara kompulsif.

Mengidam es bisa menjadi tanda kekurangan nutrisi atau gangguan makan. Bahkan dapat merusak kualitas hidup Anda. Mengunyah es juga dapat menyebabkan masalah gigi, seperti kehilangan enamel dan kerusakan gigi.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyebab Orang Mengidam Es

Beberapa kondisi dapat menyebabkan orang mengidam es, di antaranya:

Anemia Defisiensi Besi

Makan es kompulsif sering dikaitkan dengan jenis anemia umum yang disebut anemia defisiensi besi. Anemia terjadi ketika darah Anda tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat. Tugas sel darah merah adalah membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh Anda. Tanpa oksigen itu, Anda mungkin merasa lelah dan sesak napas.

Orang dengan anemia defisiensi besi tidak memiliki cukup zat besi dalam darahnya. Zat besi penting untuk membangun sel darah merah yang sehat. Tanpanya, sel darah merah tidak dapat membawa oksigen sebagaimana mestinya.

Beberapa peneliti percaya bahwa mengunyah es memicu efek pada orang dengan anemia defisiensi besi yang mengirimkan lebih banyak darah ke otak. Lebih banyak darah di otak berarti lebih banyak oksigen di otak. Karena otak terbiasa kekurangan oksigen, lonjakan oksigen ini dapat meningkatkan kewaspadaan dan kejernihan berpikir.

Para peneliti mengutip sebuah studi kecil di mana peserta diberi tes sebelum dan sesudah makan es. Para peserta dengan anemia menjadi lebih baik secara signifikan setelah makan es. Peserta tanpa anemia tidak terpengaruh.

Pica

Pica adalah gangguan makan di mana orang secara kompulsif memakan satu atau lebih barang non-makanan, seperti es, tanah liat, kertas, abu, atau kotoran. Pagophagia adalah subtipe dari pica. Ini melibatkan makan es, salju, atau air es secara kompulsif.

Penderita pica tidak dipaksa makan es karena kelainan fisik seperti anemia. Sebaliknya, itu adalah gangguan mental. Pica sering terjadi bersamaan dengan kondisi kejiwaan dan cacat intelektual lainnya. Itu juga bisa berkembang selama kehamilan.

3 dari 3 halaman

Bagaimana Cara Mendiagnosis Penyebab?

Jika Anda sudah mengidam dan makan es secara kompulsif selama lebih dari satu bulan, temui dokter Anda. Jika Anda hamil, segera temui dokter Anda untuk menjalani pemeriksaan darah. Kekurangan vitamin dan mineral selama kehamilan bisa menyebabkan masalah serius.

Mulailah dengan pergi ke dokter dan jelaskan gejala Anda. Beri tahu mereka jika Anda pernah mengidam makanan lain yang tidak biasa selain es.

Dokter Anda kemungkinan akan melakukan tes pada darah Anda untuk memeriksa kekurangan zat besi. Jika pemeriksaan darah Anda menunjukkan anemia, dokter Anda mungkin menjalankan lebih banyak tes untuk mencari penyebab yang mendasari, seperti pendarahan yang berlebihan.

 

Reporter: Lianna Leticia

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.