Sukses

Mahasiswa Myanmar Usul Izin Ujian karena Kendala Kudeta, Ditolak oleh Dosen

Bahkan, akademisi itu dengan keliru menggambarkan apa yang terjadi di Myanmar, mulai dari "masa iya COVID-19 juga menyebabkan pemadaman internet?"

Liputan6.com, Naypyidaw - Myanmar saat ini mengalami pemadaman internet menyusul kudeta militer yang terjadi pada 1 Februari 2021, di mana junta melengserkan pemerintahan sipil yang dipilih secara demokratis.

Tapi itu bukan alasan yang ingin didengar oleh profesor yang berbasis di Kanada, ketika salah satu mahasiswanya dari Myanmar --yang diduga hendak melaksanakan ujian daring di negara asalnya-- mengajukan dispensasi ujian.

Pengguna situs forum populer Reddit, Emiirin, baru-baru ini berbagi pengalaman tersebut ke platform diskusi untuk mengungkapkan pertukaran email antara temannya yang berbasis di Myanmar dengan profesor matematika dan statistik mereka dari Universitas York Toronto, Kanada.

Dalam utas berjudul "Emanoil Theodorescu, silakan memiliki rasa empati", Emiirin memposting tangkapan layar pertukaran temannya dengan profesor Theodorescu.

Disebutkan bahwa meskipun pemadaman internet nasional diberlakukan oleh militer, Theodorescu tidak terbuka untuk gagasan membiarkan siswanya menunda ujian, demikian seperti dikutip dari CBS News, Sabtu (20/3/2021).

Bahkan, akademisi itu dengan keliru menggambarkan apa yang terjadi di Myanmar, mulai dari "masa iya COVID-19 juga menyebabkan pemadaman internet?"

Jelas, profesor itu tidak memerhatikan perkembangan berita dunia.

Teman Emiirin kemudian mencoba menjelaskan kepada profesor mereka tentang apa yang terjadi di Myanmar dengan harapan bahwa akademisi itu dapat berempati.

Itu jelas tidak berhasil.

"Jadi saya tidak perlu khawatir jika melewatkan tes besok?" kata siswa itu.

"Tentu saja Anda harus," jawab Theodorescu. "Lain kali kau melewatkan sesuatu, itu sudah berakhir."

Seorang pengunjuk rasa anti-kudeta melemparkan bom molotov ke arah polisi anti huru hara saat mereka bergerak menuju tempat tinggal di Yangon, Myanmar, Rabu (17/3/2021). (AP Photo)

Dan, yang lebih aneh adalah fakta bahwa profesor kemudian mempertanyakan teman Emiirin jika apa yang telah dia ceritakan tentang Myanmar bahkan benar.

Terutama tentang demonstran yang tewas tertembak.

"Ngomong-ngomong, ucapan Anda (baik terkait ujian ini maupun tentang negara asal Anda) membuat saya bertanya-tanya bagaimana Anda memahami kenyataan," tambahnya. "Orang-orang tidak tertembak karena hanya berdemo, tetapi untuk alasan yang jauh lebih dalam. Dan dengan menjadikannya alasan untuk (menghindari) ujian akhir - akan sulit untuk lulus mata kuliah ini - karena (sepertinya ini disebabkan oleh) kurangnya belajar, jika tidak ada alasan yang lain."

Kerusuhan sipil telah melanda Myanmar menyusul kudeta 1 Februari, yang mengakibatkan junta militer merebut kendali negara.

Para pejabat militer mengatakan mereka mengambil kendali karena pemimpin sipil terpilih Aung San Suu Kyi melakukan kecurangan pemilu, klaim yang telah banyak dibantah banyak pihak. Suu Kyi dan ratusan politisi dan sekutu lainnya telah dipenjara sejak saat itu.

Militer Myanmar telah memotong layanan internet dan memblokir komunikasi internasional karena protes. Lebih dari 100 orang, termasuk banyak orang dewasa muda, siswa, pendidik dan pekerja perawatan kesehatan, telah dibunuh oleh militer karena memprotes kudeta.

Pada hari Jumat 19 Maret 2021, PBB menuduh junta menggunakan kekuatan untuk mengambil alih lebih dari 60 sekolah, dan bahkan menyerang guru, menurut The Associated Press.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Respons Universitas York

Dikutip dari CBS News, Theodorescu telah ditarik dari mata kuliah yang dia ajarkan setelah tangkapan layar atas percakapan itu menjadi viral, tak hanya di Reddit, namun juga di Twitter dan platform sosial media lain.

Hal itu juga memicu kemarahan netizen, mengkritik sang dosen yang minim simpati dan empati.

Dalam sebuah pernyataan hari Jumat 19 Maret 2021, York University mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memastikan "rasa hormat, pemerataan, keragaman dan inklusi," menambahkan, "Ada komunikasi baru-baru ini antara instruktur Departemen Matematika & Statistik dan seorang siswa, (di mana sang dosen) yang tidak mencerminkan nilai-nilai itu."

"Kami ingin meyakinkan semua yang bersangkutan bahwa staf senior dari Fakultas dapat secara langsung melakukan kontak dengan mahasiswa pada malam pertukaran dengan instruktur dan dengan jelas menyatakan dukungan untuk keadaan dan kesejahteraan mereka yang sulit, dan selanjutnya, meyakinkan mereka bahwa akomodasi yang diperlukan akan diberikan," kata universitas.

"Pengaturan alternatif untuk pengajaran mata kuliah itu telah dibuat," tambah universitas.

Informasi kontak Theodorescu sejak itu telah dihapus dari halaman pengajar dan instruktur departemen. Dia belum merespons permintaan komentar dari CBS News.

3 dari 3 halaman

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.