Sukses

17-3-1901: 11 Tahun Usai Bunuh Diri, Lukisan van Gogh Dipamerkan di Paris

Tepat hari ini, 120 tahun silam, karya dari pelukis Belanda Vincent van Gogh ditampilkan di galeri Bernheim-Jeune di Paris.

Liputan6.com, Paris - Pada 17 Maret 1901, lukisan karya pelukis dari Belanda Vincent van Gogh ditampilkan di galeri Bernheim-Jeune di Paris.

Sebanyak 71 lukisan yang menangkap subjek dengan sapuan kuas yang berani dan warna-warna ekspresif menjadi sensasi di dunia seni.

Dikutip dari History, Selasa (16/3/2021), sebelas tahun sebelumnya di Auvers-sur-Oise, van Gogh meninggal karena bunuh diri tanpa menyangka bahwa karyanya ditakdirkan untuk mendapat pengakuan yang luar biasa.

Pada tahun 1987, salah satu lukisannya -- Bunga Matahari Yasuda, dijual lebih dari 500 miliar rupiah dan di lelang Christie.

Mirisnya, dalam hidupnya, ia hanya menjual satu lukisan.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Memotong Telinganya Sendiri

Vincent van Gogh lahir di Zundert, Belanda, pada tahun 1853. Ia bekerja sebagai penjual di galeri seni, guru bahasa, penjual buku, dan penginjil di antara penambangan Belgia sebelum menjadi seniman.

Ia belajar menggambar di Akademi Brussels dan pergi ke Belanda pada 1881 untuk langsung bekerja dari alam. Karyanya yang paling terkenal dari zaman Belanda adalah 'The Potato Eaters' yang gelap dan bersahaja -- menunjukkan pengaruh Jean-Francois Millet, seorang pelukis Prancis yang terkenal menggunakan subjek petani.

Pada 1886, ia pergi untuk tinggal besama saudaranya, Theo, di Paris. Di sana, van Gogh bertemu dengan seorang pelukis Prancis termuka pada periode pasca-impresionis, termasuk Henri de Toulouse-Lautrec, Paul Gauguin, Camille Pissarro, dan Georges Seurat.

Ia sangat dipengaruhi oleh teori para seniman tersebut dan di bawah saran Pissarro, ia mengadopsi jenis palet warna-warni yang membuatnya terkenal.

Van Gogh mengalami kelelahan secara mental pada 1888. Karena merasa menjadi beban bagi Theo, ia meninggalkan Paris dan menempati rumah di Arles di bagian tenggara Prancis.

Setahun berikutnya menandai periode besar pertamanya. Ia bekerja dengan kecepatan dan intensitas tinggi dan menghasilkan karya-karya hebat seperti serial bunga mataharinya dan 'The Night Cafe'.

Van Gogh berharap dapat membentuk komunitas seniman yang berpikiran sama di Arles. Paul Gauguin, seorang seniman dari Paris, bergabung dalam komunitas tersebut selama dua bulan yang menegangkan.

Ia mengancam Gauguin dengan silet dan kemudian memotong telinganya sendiri.

Van Gogh didiagnosis memiliki penyakit mental demensia dan menghabiskan dua minggu di Rumah Sakit Arles.

Pada April 1889, ia memasukan dirinya sendiri ke sebuah rumah sakit jiwa di Saint-Remy-de-Provence. Ia tinggal di sana selama setahun dan terus bekerja di antara serangan berulang -- 'Starry Night' adalah karya lukisan yang ia buat selama berada dalam rumah sakit jiwa tersebut.

Pada Mei 1890, ia meninggalkan rumah sakit jiwa dan mengunjungi Theo di Paris sebelum tinggal bersama Ferdinand Gachet, seorang dokter homeopati dan teman Pissarro, di Auvers-sur-Oise.

Selama di sana, van Gogh bekerja dengan antusias selama beberapa bulan, tetapi kondisi mental dan emosionalnya memburuk.

Karena merasa menjadi beban bagi Theo dan yang lain, van Gogh menembak dirinya sendiri pada akhir Juli 1890. Ia meninggal dua hari kemudian pada 29 Juli di pelukan Theo.

Selama van Gogh hidup, ia memamerkan beberapa karyanya di Salon den Independants, di Paris dan Brussel. Setelah kematiannya, kedua salon tersebut masih menunjukkan pameran kecil dari karyanya.

Selama dekade berikutnya, beberapa pameran van Gogh lainnya tetap berlangsung. Tetapi, ia baru diakui sebagai pelukis penting setelah pameran di Bernheim-Jeune pada tahun 1901.

Dalam dekade berikutnya, ketenarannya tumbuh secara eksponensial dan lukisannya adalah salah satu karya yang paling dikenal di dunia saat ini.

 

Reporter: Paquita Gadin

3 dari 3 halaman

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.