Sukses

Penikaman hingga Pemukulan, Kejahatan Rasial pada Etnis Asia di AS Meningkat

Kasus kekerasan dan kejahatan rasial terhadap keturunan Asia meningkat di AS. Kelompok lansia juga menjadi korban.

Liputan6.com, Oakland - Kekerasan bermotif rasial terhadap etnis Asia di beberapa wilayah di Amerika Serikat dilaporkan tengah meningkat, dengan aparat penegak hukum setempat mengumumkan tengah mewaspadai "potensi" lain di sejumlah kelompok masyarakat Amerika.

Terbaru, pada Kamis 11 Maret 2021, seorang lansia keturunan Asia berumur 75 tahun meninggal di California setelah diserang pelaku pencurian.

Teaunte Bailey, pelaku kejahatan rasial terhadap lansia keturunan Asia. Dok:  Alameda County Sheriff’s Office via Kron4

Korban bernama Pak Ho yang tinggal di Oakland, California. Ia meninggal karena luka di bagian otak pada Kamis (11/3). Penyerangnya adalah maling bernama Teaunte Bailey (26).

Teaunte memukul wajah Pak Ho di pinggir jalan hingga korbannya kolaps. Oakland Police Department (OPD) berkata pelaku punya rekam jejak menarget warga Asia berusia tua.

"Melalui investigasi kita, OPD mempelajari bahwa tersangka memiliki sejarah menjadikan warga Asia berusia tua sebagai korban," ujar Kepala Polisi Oakland, LeRonne Armstrong, dikutip dari the New York Post, Sabtu (13/3/2021).

Pelaku berhasil tertangkap kamera pengintai, polisi juga mengamankan barang bukti berupa barang curian.

Kasus serangan lansia dari kalangan Asia juga terjadi kepada Vicha Ratanapakdee (84), imigran asal Thailand. Pria itu tewas akibat didorong dari belakang oleh pemuda bernama Antoine Watson.

NBC News juga melaporkan kasus wanita lansia Nancy Toh (83) yang dipukul oleh saat sedang memungut botol.

Kasus yang menimpa pemuda terjadi pada Denny Kim, seorang pemuda berlatar Korea Selatan. KTLA melaporkan ia diserang oleh beberapa orang pada Februari 2021. Saat itu, ia sedang ingin bertemu teman-temannya.

Gerombolan yang menyerang Denny Kim juga mengeluarkan kata-kata rasis.

Ada lebih dari 2.800 insiden kebencian anti-Asia di seluruh negeri tahun lalu, dengan 126 di antaranya menargetkan anggota masyarakat lanjut usia, menurut data yang dirilis bulan lalu oleh koalisi nasional Stop AAPI Hate.

Presiden AS Joe Biden mengutuk rangkaian insiden yang menargetkan kelompok etnis Asia tersebut pada Kamis 11 Maret 2021.

"Itu salah, itu bukan Amerika dan itu harus dihentikan," kata Biden saat ia mengecam "kejahatan kebencian yang kejam terhadap orang Asia Amerika, yang telah diserang, dilecehkan, disalahkan dan dijadikan kambing hitam."

Data FBI pada 2019 menyebut hampir 12.000 kasus kejahatan kebencian bermotif ras dan etnis di Amerika Serikat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kasus Penikaman di Chinatown, Kota New York

Sebelumnya pada 25 Februari 2021, seorang pria Asia (36) ditikam hingga "kondisi kritis" di area Pecinaan atau Chinatown Manhattan, Kota New York.

Pelaku, Salman Muflihi (23) didakwa dengan percobaan pembunuhan tingkat dua, penyerangan tingkat pertama dan kedua, dan kepemilikan senjata kriminal tingkat tiga.

Polisi awalnya mengindikasikan bahwa serangan itu mungkin telah termotivasi secara rasial, tetapi Kantor Kejaksaan Distrik Manhattan menolak untuk menuntut penusukan itu berdasarkan dugaan awal.

Kendati demikian, kasus itu menuai perhatian media massa AS, menyebutnya sebagai bagian dari isu diskriminasi dan kekerasan bermotif rasial terhadap orang Asia yang tengah meluas, setidaknya sejak awal 2021, NBC News melaporkan.

3 dari 3 halaman

Kantor Kejaksaan AS dan FBI Waspadai Potensi Kejahatan Bermotif Rasial

Otoritas AS juga dilaporkan tengah mewaspadai potensi kejahatan kebencian bermotif rasial, utamanya terhadap anggota kelompok masyarakat Amerika-Asia. Dikutip dari situs resmi kantor kejaksaan negeri AS di Distrik Washington Barat, Negara Bagian Washington:

"FBI dan Kantor Kejaksaan A.S. meninjau informasi tentang potensi kejahatan kebencian dari anggota di masyarakat dan juga memberikan bantuan kepada penegak hukum lokal, negara bagian, dan suku dengan penyelidikan kejahatan kebencian. Personel kantor telah menjangkau kelompok masyarakat untuk menjelaskan peran federal dan mendorong laporan kepada penegak hukum lokal dan / atau federal," bunyi pernyataan itu pada 12 Maret 2021.

"Kejahatan-kejahatan ini, dan tindakan kebencian dan bias lainnya, tidak memiliki tempat di komunitas kami. Saya mendesak anggota komunitas kami untuk melaporkan kejahatan berbasis kebencian kepada penegak hukum lokal atau federal dan untuk menghubungi garis hak-hak sipil kantor kami dengan informasi tentang diskriminasi di bidang-bidang seperti perumahan, pekerjaan, pendidikan, atau akomodasi umum."

Pengumuman ini datang menyusul insien kekerasan diduga bermotif kebencial rasial di King County, Washington Barat.

"Saat ini jaksa federal dan FBI sedang meninjau dua kasus yang melibatkan serangan terhadap tetangga Asia-Amerika kami yang telah didakwa oleh Kantor Kejaksaan Penuntut King County," kata Penjabat Jaksa AS Tessa Gorman.

"FBI bertugas menegakkan hak-hak sipil kriminal di AS dan dapat memulai penyelidikan kejahatan kebencian ketika tuduhan yang kredibel ada dari pelanggaran patung federal," kata Donald M. Voiret, Agen Khusus FBI yang bertanggung jawab atas Kantor Lapangan Seattle, Negara Bagian Washington.

"Terutama selama pandemi COVID-19, kami ingin menekankan bahwa tindakan kriminal terhadap orang Asia, karena etnis atau asal negara mereka, adalah kejahatan kebencian. FBI akan menggunakan semua wewenang berdasarkan hukum federal untuk menyelidiki dan membawa para pelanggar ke pengadilan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.