Sukses

Dubes Inggris Owen Jenkins Senang Vaksin AstraZeneca Tiba di Indonesia

Dubes Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, menyambut gembira vaksin AstraZeneca yang sudah tiba di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, menyambut kedatangan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca. Vaksin ini dibuat oleh ilmuwan Inggris.

Kedatangan 1,1 juta vaksin COVID-19 itu disambut oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Senin sore (8/3). Dubes Owen berharap vaksin itu bisa mewujudkan kekebalan di Indonesia.

"Vaksin buatan Inggris AstraZeneca telah tiba di Indonesia tadi malam! Semoga kehadiran vaksin AstraZeneca bisa mendukung program vaksinasi nasional guna mencapai kekebalan kelompok di Indonesia. Bersama kita lawan Covid-19!" ujar Dubes Owen di Twitter, Selasa (9/3/2021).

Vaksin AstraZeneca tersebut merupakan bagian dari vaksin jalur multilateral dari fasilitas COVAX. Indonesia akan mendapatkan hingga 11 juta vaksin dari COVAX.

Pengiriman ini adalah bagian dari batch pertama vaksin multilateral. Pengiriman terus dilakukan hingga Mei 2021. Indonesia targetnya akan mendapat 11 juta vaksin COVID-19 dari jalur multilateral.

"Diplomasi vaksin akan terus diperkuat," ujar Menlu Retno.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Vaksin COVID-19 AstraZeneca Dapatkan Izin Darurat BPOM

Vaksin AstraZeneca telah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) seperti disampaikan Kepala BPOM Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP., Selasa (9/3/2021).

Menurutnya, terkait pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 di Indonesia, sudah ada tiga jenis vaksin yang memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM. 

Vaksin CoronaVac produksi Sinovac adalah vaksin pertama yang mendapatkan EUA pada 11 Januari 2021, disusul dengan Vaksin COVID-19 produksi PT. Bio Farma pada 16 Februari 2021, dan yang terakhir pada 22 Februari 2021, Badan POM juga menerbitkan EUA untuk Vaksin AstraZeneca.

Vaksin AstraZeneca sendiri telah tiba di Indonesia pada Senin 8 Maret lalu di Terminal Kargo, Bandara Soekarno-Hatta. Vaksin AstraZeneca tersebut datang setelah mendapatkan Persetujuan Pemasukan Obat Jalur Khusus (Special Access Scheme/SAS) pada tanggal 6 Maret 2021.

Jumlah vaksin yang diterima pada tahap awal ini adalah sebanyak 1.113.600 dosis vaksin dan langsung dikirim untuk disimpan di Gudang PT. Bio Farma di Bandung. Dilanjutkan dengan sampling dan pemeriksaan fisik vaksin oleh tim dari Badan POM dan Balai Besar POM di Bandung pada Selasa (09/03), untuk melakukan pengecekan suhu penyimpanan, kesesuaian bets, tanggal kedaluwarsa, dan sebagainya.

 

3 dari 4 halaman

Made in Korea

Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Oxford University bekerja sama dengan AstraZeneca ini menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (ChAdOx 1).

“Vaksin AstraZeneca didaftarkan ke Badan POM melalui 2 jalur, yaitu jalur bilateral oleh PT. Astra Zeneca Indonesia dan jalur multilateral melalui mekanisme COVAX Facility yang didaftarkan oleh PT. Bio Farma”, ujar Penny dalam konferensi pers daring, Selasa (9/3/2021).

Vaksin AstraZeneca yang diperoleh Indonesia adalah vaksin yang melalui mekanisme COVAX Facility diproduksi oleh SK Bioscience Co. Ltd., Korea, dan telah masuk dalam daftar yang disetujui oleh WHO Emergency Use Listing.

Sementara vaksin AstraZeneca yang didaftarkan melalui jalur bilateral adalah produksi AstraZeneca Eropa dan Siam Bio Science Thailand, karena fasilitas produksinya berbeda maka Badan POM harus melakukan evaluasi kembali untuk memastikan bahwa khasiat, keamanan, dan mutunya sesuai.  

“Badan POM telah melakukan proses evaluasi untuk keamanan, khasiat, dan mutu dari vaksin AstraZeneca tersebut. Proses evaluasi dilakukan bersama-sama dengan tim ahli yang tergabung dalam Komite Nasional Penilai Obat, ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), dan Klinisi terkait lainnya.”

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.