Sukses

Puluhan Ribu Warga Selandia Mengungsi Akibat Gempa Berpotensi Tsunami

Puluhan ribu warga Selandia Baru melakukan evakuasi usai peringatan potensi tsunami dikeluarkan.

Liputan6.com, Wellington - Puluhan ribu penduduk pesisir di Selandia Baru, Kaledonia Baru, dan Vanuatu mengungsi ke tempat yang lebih tinggi pada Jumat (5/3/2021) ketika beberapa gempa bumi kuat memicu peringatan tsunami di seluruh Pasifik.

Sirene peringatan terdengar di seluruh Noumea ketika pihak berwenang memerintahkan evakuasi di tengah kekhawatiran bahwa gelombang setinggi 3 meter menuju ke wilayah Prancis. Demikian seperti mengutip Channel News Asia, Jumat (5/3/2021). 

"Orang-orang harus meninggalkan daerah pantai dan menghentikan semua aktivitas air, dan tidak boleh menjemput anak-anak mereka di sekolah untuk menghindari kemacetan lalu lintas," kata juru bicara layanan darurat Alexandre Rosignol kepada radio publik.

Di Selandia Baru, masyarakat di sepanjang bentangan Pulau Utara diperingatkan untuk melarikan diri saat sirene peringatan tsunami meraung setelah gempa magnitudo 8,1 , yang mengikuti gempa sebelumnya di wilayah yang sama dengan magnitudo 7,4 dan 7,2.

"Jangan tinggal di rumah," kata Badan Manajemen Darurat Nasional.

"Orang-orang di dekat pantai ... harus segera pindah ke tempat tinggi terdekat, dari semua zona evakuasi tsunami, atau sejauh mungkin ke pedalaman."

Pada pukul 1.27 malam waktu setempat, badan tersebut mencabut perintah evakuasi dan menyatakan "gelombang terbesar sekarang telah berlalu".

"Semua orang yang dievakuasi sekarang dapat kembali," katanya.

Ini memperingatkan bahwa "arus kuat dan tidak biasa serta lonjakan tak terduga" akan berlanjut selama beberapa jam.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peringatan Darurat

Sebelumnya, peringatan darurat dikeluarkan untuk semua wilayah pesisir di sekitar Auckland, kota berpenduduk 1,7 juta jiwa, di mana orang-orang diminta untuk menjauh dari tepi air. Tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa akibat gempa tersebut.

"Gelombang pertama mungkin bukan yang terbesar," kata Bill Fry, seismolog di badan geosains GNS, pada konferensi pers yang disiarkan televisi di ibu kota, Wellington.

"Aktivitas tsunami akan berlanjut selama beberapa jam, dan ancaman tersebut harus dianggap nyata hingga peringatan ini dibatalkan,” tambahnya.

Gempa terbesar terjadi sekitar 1.000 km di lepas pantai Selandia Baru pada pukul 08.28 pagi waktu setempat, kata Survei Geologi AS.

Itu didahului oleh dua guncangan seismik yang juga sangat kuat, dalam gugus yang sangat kuat bahkan untuk cincin api Pasifik, tempat lempeng tektonik Bumi bertabrakan.

Badan Manajemen Darurat Nasional Selandia Baru mengatakan keterpencilan gempa tidak meminimalkan potensi dampaknya.

"Gempa mungkin tidak terasa di beberapa daerah ini, tetapi evakuasi harus segera karena tsunami yang merusak mungkin terjadi," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.