Sukses

Ratusan Polisi Myanmar Ikut Demo Menentang Kudeta Militer

Sejak kudeta militer bulan lalu, tindakan tentara Myanmar terhadap demonstran pro demokrasi telah menewaskan lebih dari 50 orang di banyak kota di seluruh negeri.

Liputan6.com, Yangon - Lebih dari 100 petugas polisi bergabung dengan Gerakan Pro Demokrasi untuk memprotes kudeta militer di Myanmar, demikian dilaporkan dari media lokal The Irrawaddy.

Dikutip dari laman Dhaka Tribune, Jumat (5/3/2021) sejak kudeta militer bulan lalu, tindakan tentara terhadap demonstran anti kudeta Myanmar telah menewaskan lebih dari 50 orang di banyak kota di seluruh negeri.

Salah satu petugas polisi dari Departemen Kepolisian Yangon, Tin Min Tun (54) telah bergabung dengan gerakan tersebut, mengatakan dalam pesan video awal pekan ini bahwa dia harus berkorban untuk mendukung Gerakan Pembangkangan Sipil nasional yang diluncurkan melawan militer Myanmar.

Dia adalah perwira polisi berpangkat tertinggi yang bergabung dengan gerakan tersebut.

"Saya tidak ingin mengabdi pada rezim militer," kata penjabat Kolonel Polisi Tin Min Tun, yang telah 31 tahun mengabdi di kepolisian.

Dia menambahkan bahwa seluruh pasukan polisi sekarang disalahgunakan oleh rezim militer.

Mengikuti pimpinan kolonel polisi senior, banyak perwira muda Myanmar lainnya juga bergabung dalam gerakan.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keinginan Untuk Hal yang Lebih Baik

Petugas polisi Kyaw Lin Oo, yang menyelesaikan pelatihan polisi pada Agustus 2018, menulis di halaman Facebook-nya bahwa dia akan menyesal di masa depan jika gagal melakukan sesuatu yang dia tahu harus dilakukan.

"Memiliki loyalitas kepada masyarakat daripada kepolisian. Manusia adalah dermawan utama," tulisnya di Facebook-nya.

Bersama dengan dua teman -- keduanya polisi -- dilaporkan telah bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil nasional, menentang kekuasaan militer adanya insiden penembakan pengunjuk rasa anti-kudeta yang damai.

Mereka sekarang bersembunyi, sementara atasan mereka memburu mereka dan menekan keluarga mereka.

Gerakan yang diluncurkan pada 3 Februari ini mendapatkan momentumnya setelah diikuti oleh puluhan ribu pegawai negeri sipil.

Sejak itu, petugas polisi dari banyak kota besar di seluruh negeri telah bergabung dengan gerakan, mengambil bagian dalam demonstrasi anti-kudeta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.