Sukses

Data BPS: Tingkat Kepatuhan Masyarakat untuk Cuci Tangan 75,38 Persen

Pembahasan dari diskusi 'Intervensi Berbasis Ilmu Perilaku terkait Protokol Kesehatan Selama Pandemi Covid-19' pada Senin (1/3/2021).

Liputan6.com, Jakarta - Untuk memerangi virus COVID-19, kepatuhan masyarakat dalam mempraktikan kebersihan yang baik adalah sesuatu yang sangat penting. 

Kedutaan Besar Kerajaan Inggris di Jakarta melakukan kerjasama bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Nudgeplus, sebuah perusahaan bidang perubahaan perilaku dalam upaya untuk memberikan serangkaian pelatihan dan lokakarya berbasis ilmu perilaku sebagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan dan keterlibatan masyarakat  untuk melakukan mitigasi-mitigasi COVID-19 di Jawa Timur. 

Pada diskusi 'Intervensi Berbasis Ilmu Perilaku terkait Protokol Kesehatan Selama Pandemi Covid-19' Senin (1/3/2021), Dimas Prasetyo, seorang ilmu perilaku sekaligus co-founder nudgeplus memaparkan data dari Badan Pusat Satistik (BPS) bahwa tingkat kepatuhan masyarakat dalam cuci tangan lebih kecil dibandingkan memakai masker.

Padahal, mencuci tangan selama 20 detik telah terbukti ampuh membunuh virus yang ada di tangan -- termasuk virus COVID-19. 

"Ternyata compliance rate cuci tangan itu cukup kecil bila dibandingkan dengan memakai masker, begitu. Walaupun ketika kita compare dengan jaga jarak, ya, itu, menjaga jarak cenderung lebih kecil -- 73%, tapi untuk menghindari kerumunan itu juga masih di bawah compliance rate untuk cuci tangan," jelas Prasetyo.

Angka untuk tingkatan kepatuhan masyarakat untuk cuci tangan adalah 75,38%, memakai masker 91,98%, menjaga jarak 73,54%, dan menghindari kerumunan 76,69%.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penghalang dan Pendorong Cuci Tangan

Menurut Prasetyo, penghalang dari kurangnya tingkat kepatuhan masyarakat dapat terjadi karena beberapa hal seperti kaki terkena cipratan air, banyaknya hand sanitizer, persepsi apabila memakai sabun murah tangan akan menjadi kering, lelah dengan ajuran pemerintah, atau tempat cuci tangan yang tidak kelihatan.

Ia juga menjelaskan pendorong masyarakat untuk cuci tangan. "Ketika kita melihat sebuah perilaku -- perilaku yang mendorong untuk perilaku cuci tangan bisa karena bersih, segar, fun, ya, dan juga bisa sebenarnya untuk mengurangi risiko transmisi virus, sebenarnya kan, dan cuci tangan juga sebenarnya mudah untuk dilakukan."

Untuk mendorong angka kepatuhan masyarakat untuk cuci tangan, Prasetyo dan nudgeplus memaparkan toolbox atau kotak peralatan yang ia sediakan -- seperti tempat cuci tangan itu sendiri.

"Kalau misalnya kita pengen bikin orang cuci tangan ya kita sediakan fasilitas cuci tangannya. At least kalau misalnya sudah ada, kita bikin sesuatu yang lebih established misalnya, gitu ya."

Reporter : Paquita Gadin

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • BPS atau Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

    BPS

  • Cuci tangan