Sukses

Pertama Kali dalam Pemerintahan Joe Biden, AS Luncurkan Serangan Udara di Suriah

Amerika Serikat melancarkan serangan udara di Suriah. Simak selengkapnya.

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat meluncurkan serangan udara di Suriah pada Kamis 25 Februari waktu setempat. 

Dilansir Associated Press, Jumat (26/2/2021) serangan udara itu menargetkan fasilitas di dekat perbatasan Irak yang digunakan oleh kelompok milisi yang didukung Iran.

Pentagon mengatakan, serangan itu adalah balasan atas serangan roket di Irak pada 15 Februari yang menewaskan satu kontraktor sipil dan melukai seorang staf AS dan pasukan koalisi lainnya.

Serangan udara itu adalah aksi militer pertama yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang dalam pekan-pekan pertama menjabat telah menekankan niatnya untuk lebih fokus pada tantangan yang ditimbulkan oleh China, bahkan ketika ancaman di wilayah Timur Tengah masih terjadi.

Keputusan Biden untuk menyerang di Suriah tampaknya tidak menandakan niat untuk memperluas keterlibatan militer AS di wilayah tersebut, melainkan untuk menunjukkan tindakan membela pasukan AS di Irak.

"Saya yakin dengan target yang kami kejar, kami tahu apa yang kami capai," kata Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin kepada wartawan yang terbang bersamanya dari California ke Washington.

Berbicara tak lama setelah serangan udara di Suriah terjadi, Austin menambahkan, "Kami yakin bahwa target itu digunakan oleh militan Syiah yang sama yang melakukan serangan itu," mengacu pada serangan roket di Irak pada 15 Februari.

Austin juga mengungkapkan bahwa dirinya merekomendasikan tindakan tersebut kepada Biden.

"Kami mengatakan beberapa kali bahwa kami akan menanggapi sesuai jadwal kami," ujar Austin.

"Kami ingin memastikan konektivitas dan kami ingin memastikan bahwa kami memiliki target yang tepat," terangnya.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tindakan AS Sebagai Tanggapan Militer

Sebelumnya, juru bicara Pentagon John Kirby menyebut tindakan AS sebagai "tanggapan militer yang proporsional" yang diambil bersama dengan langkah-langkah diplomatik, termasuk konsultasi dengan mitra koalisi.

"Operasi itu mengirimkan pesan yang tidak ambigu: Presiden Biden akan bertindak untuk melindungi personel Amerika dan koalisi," kata Kirby.

"Pada saat yang sama, kami telah bertindak dengan sengaja yang bertujuan untuk mengurangi situasi keseluruhan di Suriah timur dan Irak," jelasnya.

Dikatakan juga bahwa serangan udara AS "menghancurkan beberapa fasilitas di titik kendali perbatasan yang digunakan oleh sejumlah kelompok militan yang didukung Iran," termasuk Kataib Hezbollah dan Kataib Sayyid al-Shuhada.

AS menuding Kataib Hezbollah atas berbagai serangan yang menargetkan personel dan staf kepentingan AS di Irak di masa lalu.

Namun, belum ada informasi lebih lanjut terkait serangan dan tuduhan tersebut.

Di sisi lain, Mary Ellen O’Connell, seorang profesor di Sekolah Hukum Notre Dame, mengkritik serangan AS sebagai pelanggaran hukum internasional.

"Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa memperjelas bahwa penggunaan kekuatan militer di wilayah negara berdaulat asing adalah sah hanya sebagai tanggapan atas serangan bersenjata di negara pertahanan yang menjadi tanggung jawab negara sasaran," katanya.

"Tak satu pun dari elemen itu terpenuhi dalam serangan di Suriah."

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Tips Aman Hindari COVID-19 Saat Harus Mengantre

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.