Sukses

Penangkapan Rapper Spanyol Picu Protes, Pablo Hasel Didukung Sesama Seniman

Kejadian penangkapan rapper asal Spanyol, Pablo Hasel menuai aksi protes dari masyarakat.

Liputan6.com, Madrid - Ribuan orang turun ke jalan di Spanyol dalam semalam untuk mendukung rapper Pablo Hasel yang dipenjara. Terjadi bentrokan di Barcelona saat polisi berusaha membubarkan pengunjuk rasa.

Melansir BBC, Jumat (19/2/2021), Pablo Hasel dibawa ke penjara pada hSelasa, setelah membarikade dirinya di sebuah universitas untuk menghindari penangkapan. Dia menghadapi hukuman sembilan bulan penjara karena mengagungkan terorisme dan memfitnah mahkota dan lembaga negara melalui tweet dan lirik lagu.

Kasus Hasel telah memicu kembali perdebatan tentang kebebasan berbicara di Spanyol.

Demonstrasi dilaporkan di kota-kota di wilayah Catalonia dan di kota timur Valencia pada Selasa malam lalu, beberapa jam setelah Hasel mulai menjalani hukumannya.

Di Barcelona, ​​sekitar 2.000 orang bergabung dalam protes dan melambaikan plakat bertuliskan "Free Pablo". Beberapa kekerasan kemudian dilaporkan ketika polisi masuk dan para demonstran membakar tempat sampah dan melemparkan benda-benda.

Demonstrasi terbesar melibatkan 5.000 orang di kota Girona sementara ratusan lainnya berkumpul di Lérida (Lleida di Catalan), tempat rapper itu ditangkap pada hari sebelumnya. 

Sementara itu, 2.000 orang lainnya menyerukan pembebasan Hasel di kota asalnya Segrià, menurut media Catalan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Demonstran Ditangkap

Lima belas pengunjuk rasa ditangkap dan 33 orang terluka termasuk 17 petugas polisi. 

Gedung pengadilan di Vic dekat Barcelona diserang dan kantor polisi rusak.

Anggota kepolisian Catalan, yang dikenal sebagai Mossos, memasuki Universitas Lleida pada Selasa pagi setelah rapper itu melanggar batas waktu untuk menyerahkan dirinya pada Jumat lalu.

Para pendukungnya, yang telah bergabung dengan Hasel di dalam gedung, menyemprotkan alat pemadam kebakaran ke polisi sebelum rapper itu dibawa pergi, sambil berteriak "mereka tidak akan pernah membungkam kami; mati bagi negara fasis". 

3 dari 3 halaman

Dukungan dari Seniman

Lebih dari 200 seniman, termasuk sutradara film Pedro Almodóvar dan bintang Hollywood Javier Bardem, telah menandatangani petisi yang menentang hukuman penjara Hasel, sementara Amnesty International menggambarkan penangkapannya sebagai berita buruk bagi kebebasan berekspresi di Spanyol. 

Rapper Spanyol lainnya, Valtònyc, yang melarikan diri ke Belgia pada 2018 setelah dihukum karena pelanggaran serupa, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia merasa "malu" dan "marah melihat seorang rekan diperlakukan seperti ini karena melakukan apa yang dilakukan artis, yaitu memprovokasi".

Pemerintah Spanyol mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya berencana untuk mengurangi hukuman untuk "kejahatan ekspresi" - termasuk pemujaan terhadap terorisme, ujaran kebencian dan penghinaan terhadap mahkota dan agama - dalam kasus-kasus yang melibatkan kegiatan seni atau budaya. 

Selain serangan terhadap monarki, tweet dan lirik Pablo Hasel menuduh polisi menyiksa dan membunuh demonstran dan migran.

Pablo Hasel - yang bernama asli Pablo Rivadulla Duro - dinyatakan bersalah karena mengagungkan terorisme dalam kasus terpisah pada tahun 2014, tetapi hukuman penjaranya ditangguhkan pada tahun 2019 dengan syarat ia tidak melakukan pelanggaran ulang dalam waktu tiga tahun. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.