Sukses

Mengapa Suara Napas Jadi Lebih Kencang Saat Tidur? Ini Penjelasannya

Penjelasan terkait suara napas yang terdengar lebih keras ketika sedang tidur.

Liputan6.com, Jakarta - Saat sedang tidur, beberapa orang mendengkur sangat keras bahkan bisa mengganggu orang lain. Mereka yang tidak mendengkur, ternyata bernapas lebih keras saat mereka tidur.

Lantas, mengapa orang bernapas sangat keras saat tidur?

Melansir Live Science, Selasa (16/2/2021), suara yang dibuat saat Anda bernapas - baik saat bangun atau tidur - disebabkan oleh getaran udara yang bergerak melalui tabung pernapasan, kata Dr. Timothy Morgenthaler, spesialis paru dan pengobatan tidur di Mayo Clinic di Minnesota. Seberapa keras suara pernapasan tergantung pada seberapa sempit tabung pernapasan itu dan seberapa cepat udara mengalir melaluinya. 

"Anda hampir bisa melihatnya sebagai alat musik," katanya.

Saat Anda menarik napas, gerakan udara yang cepat mengalir ke saluran napas bagian atas Anda - bagian dari sistem pernapasan yang membentang dari mulut ke laring - menurunkan tekanan di seluruh saluran pernapasan, yang juga dikenal sebagai jalan napas. 

Perubahan tekanan ini dapat merusak saluran napas bagian atas yang menghalangi pernapasan. 

Refleks di saluran napas atas mencegah keruntuhan ini dan membuat pipa Anda tetap terbuka saat Anda bangun. 

"Karena itu terbuka, aliran melalui jalan napas itu tidak turbulen, jadi udara bergerak tanpa banyak suara," kata Morgenthaler kepada Live Science. Tetapi ketika Anda tidur, refleks itu tidak sekuat itu. Jalan napas bagian atas cenderung kolaps sebagian, dan pernapasan menjadi lebih berisik.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jalan Napas

Tidur, terutama selama gerakan mata cepat (REM), juga menyebabkan penurunan otot di sekitar jalan napas, Morgenthaler menambahkan.

Dengan kata lain, otot-otot yang menopang jalan napas menjadi rileks, memungkinkan tabung pernapasan mengerut. Ketika jalan napas semakin sempit, kecepatan udara yang melewatinya meningkat. Udara semakin bergetar dan menghasilkan lebih banyak suara.

Kesempitan juga berarti napas Anda menjadi cepat dan dangkal. Rata-rata orang mengambil sekitar 14 napas per menit saat terjaga dan 15 atau 16 saat tidur, kata Morgenthaler. 

Meskipun Anda bernapas lebih sering saat tidur, sebenarnya Anda mengurangi oksigen dan mengeluarkan lebih sedikit karbon dioksida karena kebutuhan tubuh akan ventilasi tidak setinggi saat Anda bangun. 

Jika selang pernapasan seseorang menjadi sangat sempit, dia mungkin mulai mendengkur. Ini biasanya terjadi ketika saluran udara mencapai diameter seukuran sedotan, yang sedikit lebih lebar dari sedotan biasa, kata Morgenthaler. Saat sekecil ini, tidak hanya udara di dalam saluran napas bergetar, tetapi juga jaringan di area tersebut hingga menyebabkan dengkuran.

Jika saluran napas seseorang semakin menyempit selama tidur, mereka dapat mengembangkan apnea tidur obstruktif.

Saluran napas bisa menjadi sangat sempit sehingga tidak mungkin bernapas, dan orang tersebut bangun untuk menghirup udara. Bahkan pada orang tanpa sleep apnea, jalan napas bisa menyempit hingga empat kali per jam.

Ketika itu terjadi lebih sering, itu menjadi apnea tidur obstruktif.

Menurunkan berat badan seringkali merupakan pengobatan yang efektif karena kelebihan lemak di sekitar saluran napas dapat menghalangi pernapasan.

Morgenthaler juga merekomendasikan untuk melewatkan alkohol menjelang waktu tidur karena memicu otot di sekitarnya untuk rileks. Jika itu tidak membantu, orang tersebut mungkin memerlukan mesin seperti tekanan saluran napas positif berkelanjutan (CPAP) untuk menjaga jalan napas tetap terbuka selama tidur, katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.