Sukses

Mulai Gunakan Kekerasan, Militer Myanmar Tembaki Para Pengunjuk Rasa

Sekelompok militer Myanmar mulai menembaki pengunjuk rasa.

Liputan6.com, Yangon - Pasukan keamanan di Myanmar melepaskan tembakan untuk membubarkan pengunjuk rasa pada Minggu 14 Februari. Kendaraan lapis baja juga meluncur ke kota-kota besar ketika tentara menghadapi hari kesembilan demonstrasi anti-kudeta yang menyebabkan ratusan ribu orang turun ke jalan. 

Selain protes massal di seluruh negeri, para penguasa militer menghadapi pemogokan kerja pegawai pemerintah, bagian dari gerakan pembangkangan sipil terhadap kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi, seperti dilansir Channel News Asia, Senin (15/2/2021). 

Tentara dikerahkan ke area pembangkit listrik di negara bagian utara Kachin, yang mengarah ke konfrontasi dengan para pengunjuk rasa, beberapa di antaranya mengatakan mereka yakin tentara bermaksud untuk memutus aliran listrik.

Pasukan keamanan menembak untuk membubarkan pengunjuk rasa di luar satu pabrik di ibu kota negara bagian Kachin, Myitkyina, menurut rekaman yang disiarkan langsung di Facebook, meskipun tidak jelas apakah mereka menggunakan peluru karet atau tembakan langsung.

Dua jurnalis dari The 74 Media, yang disiarkan langsung dari situs konfrontasi, ditangkap bersama dengan tiga jurnalis lainnya, kata outlet berita itu dalam sebuah posting Facebook.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Muncul Kendaraan Lapis Baja

Saat malam tiba, kendaraan berlapis baja muncul di ibu kota komersial Yangon, Myitkyina dan Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine.

Ini merupakan peluncuran skala besar pertama untuk kendaraan semacam itu di seluruh negeri sejak kudeta.

Kedutaan besar Barat - dari Uni Eropa, Inggris, Kanada dan 11 negara lainnya - mengeluarkan pernyataan pada Minggu malam yang menyerukan pasukan keamanan untuk "menahan diri dari kekerasan terhadap demonstran dan warga sipil, yang memprotes penggulingan pemerintah sah mereka."

Kedutaan Besar AS di Myanmar sebelumnya mendesak warga Amerika untuk "berlindung di tempat", mengutip laporan gerakan militer di Yangon. Ia juga memperingatkan ada kemungkinan gangguan telekomunikasi semalam antara jam 1 pagi dan 9 pagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.