Sukses

Dubes RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang Meninggal Dunia

Dubes RI untuk Filipina Dr. Sinyo Harry Sarundajang meninggal dunia di Jakarta dalam usia 76 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Sinyo Harry Sarundajang, meninggal dunia di Jakarta pada usia 76 tahun. 

Ia meninggal dunia di Siloam Hospital pada Sabtu (13/2/2021) pukul 00.31 WIB. Jenazah rencananya akan dimakamkan di Manado.

"Telah Meninggal Dunia pada Sabtu 13 Februari 2021, Pukul 00.31, di MMRC Siloam Hospital Jakarta, Bapak DR. Sinyo Harry Sarundajang, Duta Besar RI untuk Filipina pada usia 76 tahun. Jenazah rencana akan disemayamkan di RSPAD  jam 4 sore WIB dan rencananya akan dimakamkan di Manado-Sulawesi Utara."

"Informasi hari penerbangan ke Manado /pemakaman belum diinfokan oleh keluarga," demikian kabar yang Liputan6.com terima dari Agus Buana, mantan juru bicara di KBRI Manila. 

Sinyo Harry Sarundajang adalah mantan gubernur Sulawesi Utara. Selama menjabat sebagai duta besar, Harry ikut berjasa dalam menolong WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jasa Sebagai Dubes Filipina

Liputan6.com sempat berbincang dengan Dubes Sinyo Harry Sarundajang ketika ia membantu proses penyelamatan WNI yang disandera di Filipina. Berikut beritanya dari 23 Desember 2019: 

Dua WNI yang menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf berhasil diselamatkan militer Filipina. Mereka selamat berkat operasi serangan fajar militer yang memukul mundur militan Abu Sayyaf di Panamao, wilayah selatan Filipina.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Filipina Dr Sinyo Harry Sarundajang sudah berada di Zamboanga, Filipina Selatan, untuk menemui WNI yang berhasil selamat yakni Maharudin bin Lunani dan Samiun bin Maneun.

"Sekarang saya sudah berada di kota Zamboanga. Di kota Zamboanga ini para tahanan-tahanan kita itu sudah ada di sini dua orang. Mereka ditahan sudah 90 hari yang lalu," ujar Sinyo kepada Liputan6.com, Senin (23/12/2019).

Sinyo menambahkan masih ada satu WNI lagi yang belum diselamatkan dari Abu Sayyaf, dan militer masih melakukan upaya penyelamatan. Sinyo telah menjemput dua WNI itu sekitar pukul 11 siang waktu Filipina.

Mereka ditemui di tempat tentara Western Mindanao Command (WestMinCom), yang seperti Kodam di Filipina. Sinyo juga memastikan dua WNI dalam keadaan sehat.

"Kesehatan mereka prima, bagus, mereka tidak dipukul-pukul. Sangat sehat," tegasnya.

Selanjutnya, Sinyo akan membawa dua WNI itu ke Manila pada siang ini. Rencananya, dua WNI yang jadi korban sandera Abu Sayyaf itu akan dibawa pulang ke Tanah Air pada 26 Desember mendatang.

"Kemungkinan besar tanggal 26 saya akan bawa mereka ke Jakarta. Ke Kemlu untuk menyerahkan untuk Menteri Luar Negeri dan Menlu serahkan kepada keluarga," pungkasnya.

Sinyo juga menegaskan telah memberikan kabar duka cita dari Indonesia kepada pemerintah Filipina. Tercatat, ada seorang tentara yang gugur ketika melakukan serangan fajar pada Minggu pagi, 22 Desember 2019. Prajurit itu bernama Romnick Estacio dengan pangkat sersan.

Ketika berkunjung ke markas militer, Dubes Sinyo juga menyempatkan memberi penghormatan di depan peti mati prajurit yang gugur saat melawan Abu Sayyaf. Sinyo juga sempat berbincang dengan tentara yang merupakan saudara dari prajurit tersebut.

Selain itu, Dubes juga menelepon Menlu Retno Marsudi saat memberikan penghormatannya, kemudian menyerahkan telepon genggamnya pada perwakilan militer untuk berbicara langsung dengan Menlu Retno.

"Saya telah menyampaikan berita duka dari Presiden dan Ibu Menteri Luar Negeri kepada mereka karena satu prajurit meninggal," ujar Sinyo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.