Sukses

Alasan Sulit Tidur di Tempat Baru hingga Cara Mengatasinya

Berikut adalah sejumlah alasan mengapa kita susah tidur saat dalam lingkungan baru serta cara mengatasinya.

Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda pernah merasakan susah tidur dengan nyenyak dalam lingkungan baru?

Ternyata, para ilmuwan mempunyai jawaban ilmiah terhadap hal tersebut.

Dikutip dari Bright Side, Rabu (10/2/21), berikut adalah alasan mengapa kita susah tidur saat dalam lingkungan baru serta cara mengatasinya:

1. Ilmuwan Tidak Tahu Mengapa Kita Perlu Tidur

Ilustrasi tidur | unsplash.com/@sekibaku

Anehnya, para ilmuwan tidak benar-benar tahu mengapa sebenarnya hewan dan manusia perlu tidur.

Sebagian besar teori memberi kesimpulan bahwa tidur sangat penting untuk pemulihan sel otak dan otot kita.

Namun, tidur adalah proses yang sangat merepotkan dalam evolusi.

Saat tidur, otak mati selama beberapa jam dan meninggalkan hewan tanpa kemampuan mengenali bahaya dan melindungi dirinya sendiri.

Karena itu, hewan seperti paus dan lumba-lumba mengembangkan sistem tidur yang terlalu waspada, yang disebut unihemispheric.

Sistem tersebut adalah proses tidur yang hanya menggunakan satu bagian otak yang istirahat dalam satu waktu.

Manusia juga mengembangkan kemampuan serupa.

2. Tubuh Anda Bereaksi Terhadap Tempat Baru

Ilustrasi tidur. Sumber foto: unsplash.com/Zohre Nemati.

Fenomena susah tidur atau tidur nyenyak di tempat baru disebut first-night effect atau FNE.

FNE adalah masalah umum dan merupakan area studi di kalangan peneliti tidur.

Tidak ada pemahaman umum mengapa FNE terjadi sampai penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Brown University menemukan penyebab FNE yang dijelaskan secara ilmiah.

Ternyata, saat Anda tidur di tempat baru, otak akan mengenalinya sebagai lingkungan yang berpotensi bahaya yang membuat Anda tidak sepenuhnya tertidur.

Yang kita alami sama halnya seperti lumba-lumba, dimana hanya satu belahan otak kita yang beristirahat saat tidur di tempat baru.

Yuka Sasaki, salah satu ilmuwan Universitas Brown, mengatakan bahwa "otak kita mungkin memiliki sistem miniatur dari apa yang dimiliki paus dan lumba-lumba".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3. Eksperimen Tersebut Membuktikan Ketidakseimbangan Tidur

Sebuah tim ilmuwan dari Brown University merekrut 35 sukarelawan sehat, mengundang mereka untuk menghabiskan 2 malam di laboratorium yang dilengkapi dengan jeda seminggu antara malam, dan meneliti aktivitas otak mereka.

Dari penelitian tersebut, mereka menemukan asimetri kenyenyakan tidur antara otak kiri dan kanan.

Belahan kiri otak tidak dalam kondisi tidur yang nyenyak seperti belahan kanan karena lebih rentan dan sensitif terhadap suara aneh yang dapat berpotensi sebagai sesuatu yang berbahaya.

Seminggu kemudian, pada malam kedua di lab, kenyenyakan tidur di antara belahan otak jauh lebih simetris.

4. Cara Mengatasi FNE Menurut Peneliti

ilustrasi bangun tidur/Photo by bruce mars on Unsplash

FNE adalah fenomena yang cukup menarik, namun dapat membawa banyak masalah bagi yang sering mengalaminya.

Kurang tidur dapat menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, ataupun diabetes ringan.

Para ahli mengatakan bahwa otak kita dapat dilatih untuk melawan FNE ketika kita sering mengalaminya.

Yuka Sasaki menjelaskannya sebagai berikut, "Otak manusia sangat fleksibel."

Peneliti tidur menemukan beberapa trik praktis yang akan membantu Anda mengatasi FNE dan akan membuat Anda tidur nyenyak dimana pun.

Karena FNE terkait dengan tidur di tempat yang anda tidak ketahui, bawalah barang-barang yang menyerupai kamar tidur.

1. Bawalah bantal, piyami favorit, atau bahkan minuman panas yang biasa dibuat sebelum tidur.

2. Pertahankan rutinitas tidur Anda yang biasa.

3. Buat lingkungan baru serupa dengan kamar tidur dengan memilih kamar hotel yang memiliki ukuran tempat tidur yang sama seperti di rumah.

 

Reporter : Paquita Gadin 

3 dari 3 halaman

Infografis Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini