Sukses

DPR AS Hukum Seorang Kader Partai Republik Penyebar Teori Konspirasi

Seorang anggota kongres Georgia menyesali pernyataannya di masa lalu mengenai teori konspirasi di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat memilih untuk menghukum seorang kader partai Republik atas komentar pedas dan tak beralasan. Alhasil, anggota partai itu dikeluarkan dari dua komite.

Dikutip dari laman BBC, Jumat (5/2/2021) Marjorie Taylor Greene dianggap telah menyebarkan teori konspirasi tak berdasar dan menunjukkan dukungan untuk kekerasan terhadap Demokrat.

Sebelas Republikan bergabung dengan Demokrat untuk mengesahkan mosi dengan nomor 230-199 itu.

Sebelum pemungutan suara, anggota kongres Georgia itu menyatakan penyesalan atas pandangannya, termasuk konspirasi pada insiden penembakan sekolah dan 9/11.

Greene sekarang telah dicopot dari dua tugasnya di panel pendidikan dan anggaran.

Pada Kamis (4/2) sebelum pemungutan suara, Greene menyatakan penyesalan atas komentar masa lalunya, tetapi tidak menyampaikan permintaan maaf.

Di DPR, ia mengatakan pernyataan kontroversialnya itu dibuat sebelum mencalonkan diri pada 2020 lalu.

Dia mengatakan, "berhenti percaya" pada QAnon - sebuah teori konspirasi yang mengklaim bahwa mantan Presiden Donald Trump sedang melancarkan perang klandestin terhadap komplotan penyembah setan terhadap anak-anak dan kanibal - sekitar tahun 2018.

Komentar itu ia nyatakan setelah menemukan "informasi yang salah dan hal-hal yang tidak benar" yang ditemukan di postingan grup teori konspirasi.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Teori Konspirasi Tentang 9/11

Dia mencabut klaim masa lalu yang menunjukkan bahwa dirinya saat ini percaya bahwa ada pesawat yang menabrak Pentagon pada insiden 9/11.

"Saya ingin memberi tahu Anda bahwa 9/11 benar-benar terjadi," katanya, mencabut segala klaim terdahulu.

"Saya tidak percaya itu palsu," lanjutnya.

"Dulu adalah kata-kata masa lalu. Hal-hal ini tidak mewakili saya," katanya.

Greene mengucap dirinya "kesal dengan hal-hal" yang terjadi di AS dan tidak mempercayai pemerintah ketika itu, sehingga ia menemukan teori konspirasi online pada tahun 2018.

Wanita berusia 46 tahun itu juga berusaha menyalahkan media, dengan mengatakan mereka "sama bersalahnya dengan QAnon karena mempromosikan kebohongan".

Greene juga diketahui pernah menyukai posting Facebook yang menyerukan Pelosi ditembak dengan "peluru di kepala" dan mengomentari postingan yang menyerukan agar Barack Obama digantung.

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.