Sukses

Seperti Dentuman Keras di Malang, Sejumlah Negara Ini Pernah Alami Skyquake

Dentuman keras di wilayah Jawa Timur disebut merupakan fenomena skyquake. Apa itu?

Liputan6.com, Malang - Warga di beberapa daerah Malang dihebohkan dengan suara dentuman keras pada malam hari. Penjelasan sejauh ini menyebut suara adalah fenomena skyquake (gempa langit). 

Skyquake tercatat pernah terjadi di berbagai negara, serta memiliki julukan masing-masing.

Menurut laporan Forbes, Kamis (4/2/2021), India menyebutnya tembakan Barisal, karena pernah terjadi di wilayah Barisal, Jepang mengenalnya dengan nama uminari (suara lautan), sementara Filipina menamakannya sebagai Retumbos.

Wilayah Eropa turut mengenal fenomena ini. Italia memanggilnya lagoni karena dianggap terkait dengan danau. Belanda dan Belgia memanggilnya mistpouffer. Disebut demikian karena suara alam itu terdengar seperti meriam dari kabut di atas danau atau kabut besar.

Negara lain juga pernah mengalaminya, seperti Iran, Australia, Irlandia, Skotlandia, Jerman, dan berbagai wilayah di Amerika Serikat.

Pada 2017, AccuWeather melaporkan bahwa skyquake terjadi di Florida dan membuat netizen bingung. Pada 2019, Alabama juga mengalaminya pada pukul 13:30 siang. Fenomena skyquake itu dijuluki "Bama Boom."

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Suara Badai?

Ada penjelasan bahwa skyquake dihasilkan oleh suara yang berasal dari badai di lokasi jauh. Ada pula yang menyebut karena gempa bumi, hingga menyebut ada latihan militer rahasia.

Tetapi, semua teori itu tak bisa memberikan penjelasan secara memuaskan pada semua peristiwa skyquake.

Ilmuwan dari Universitas North Carolina pernah melakukan pemeriksaan terkait teori gempa bumi. Mereka mengukur aktivitas seismik di North Carolina antara 2013 dan 2015 dan membandingkannya dengan data suara misterius.

Hasilnya, mereka menyebut skyquake tidak terkait gempa bumi.

"Secara umum, kita percaya bahwa ini merupakan fenomena atmosferik, kita tidak berpikir bahwa ini berasal dari aktivitas seismik," ujar peneliti ilmu geologi, Eli Bird.

3 dari 3 halaman

Ada Skyquake, Wali Kota Malang Minta Warga Tetap Tenang

Wali Kota Malang Sutiaji meminta warga tetap tenang dan tidak menanggapi secara berlebihan terkait dentuman keras yang terdengar di beberapa wilayah setempat.

"Masyarakat diharapkan tetap tenang, jangan ada kecemasan, sambil menunggu informasi dari kami," kata Sutiaji, dikutip dari Antara, Rabu (3/2). 

Sutiaji mengatakan, hingga saat ini masih belum mengetahui asal suara dentuman yang terjadi pada Selasa (2/2) malam, hingga rabu (3/2) dini hari tersebut. Menurut Sutiaji, banyak warga Kota Malang yang mendengar bunyi dentuman tersebut.

Pemerintah Kota Malang telah berkoordinasi dengan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang.

Sutiaji menambahkan, warga Kota Malang juga tidak perlu merasa cemas dengan aktivitas Gunung Semeru, dan Gunung Raung, yang pada awalnya diduga menjadi sumber suara dentuman yang terdengar di Kota Malang tersebut.

"Saya perintahkan OPD terkait, BPBD, untuk melacak ke BMKG. Aktivitas Gunung Semeru, ternyata tidak ada yang perlu dicurigai, demikian juga Gunung Raung," bebernya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya masih belum mengetahui sumber dentuman keras yang terdengar di sebagian wilayah Malang Raya, mulai Selasa (2/2) malam.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri mengatakan bahwa berdasarkan data sensor seismik di Malang, Tretes, dan Gedangan, pada Rabu pukul 24.00 sampai 03.00 WIB tidak ada peningkatan aktivitas kegempaan.

"Sampai saat ini, kami masih belum jelas kepastian sumber suara dentuman tersebut," kata Ma'muri, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.