Sukses

3 Hari Ditahan dalam Kudeta Militer Myanmar, Begini Kondisi Kesehatan Aung San Suu Kyi

Pejabat senior Myanmar beberkan kondisi kesehatan Aung San Suu Kyi dan mengatakan dia tidak dipindahkan dari lokasi di mana dia ditahan setelah kudeta militer terhadap pemerintahnya.

Liputan6.com, Naypyidaw - Seorang pejabat senior dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) mengungkap kondisi kesehatan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi yang ditahan militer Myanmar. Ia mengatakan, Suu Kyi saat ini dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.

Pejabat senior itu juga mengatakan, Suu Kyi tidak dipindahkan dari lokasi di mana dia ditahan setelah kudeta militer Myanmar.

Dikutip dari laman Aljazeera, Rabu (3/2/2021) keberadaan dan kondisi pemimpin terpilih Myanmar belum dipublikasikan sejak dia ditangkap di ibu kota, Naypyidaw, oleh militer selama perebutan kekuasaan pada Senin 1 Februari.

"Tidak ada rencana untuk memindahkan Aung San Su Kyi dan Dokter Myo Aung. Telah diketahui bahwa mereka dalam keadaan sehat," kata Kyi Toe, anggota komite informasi pusat NLD -- mengatakan dalam sebuah posting Facebook yang juga merujuk pada salah satu sekutunya.

Belum jelas bagaimana Kyi Toe memperoleh informasi tersebut.

Dia juga memposting bahwa anggota parlemen NLD yang ditangkap selama kudeta telah diizinkan meninggalkan tempat mereka ditahan.

Seorang politisi dari NLD, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan Aung San Suu Kyi menjalani tahanan rumah di kediaman resminya di Naypyidaw.

"Kami diberitahu untuk tidak khawatir. Namun, kami khawatir. Akan sangat lega jika kami bisa melihat fotonya," katanya kepada kantor berita AFP.

 

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kondisi Aung San Suu Kyi Menurut Ahli

Analis yang berbasis di Yangon Khin Zaw Win mengatakan, tampaknya Aung San Suu Kyi aman untuk saat ini.

"Semua laporan menunjukkan dia tidak dalam bahaya," katanya.

Tetapi kemungkinan militer telah membuat keputusan strategis untuk menyembunyikannya, kata Herve Lemahieu, dari Lowy Institute Australia.

"Saya pikir idenya adalah untuk menjauhkannya dari pandangan publik. Dia ditahan di Naypyidaw, jauh dari semua pusat populasi utama tempat pengunjuk rasa dapat berunjuk rasa. Saya pikir itu pilihan yang disengaja," kata Lemahieu kepada AFP.

"Pejabat senior menyadari jika dia jatuh sakit atau mati saat ditahan, orang akan mencurigai adanya permainan curang dan itu mungkin akan memicu reaksi yang sangat keras," kata Lemahieu.

 

3 dari 3 halaman

Protes Rakyat Myanmar

Sementara itu, berbagai kelompok aktivis pada hari Selasa (3/2) mengeluarkan pesan di media sosial yang mendesak pembangkangan sipil.

Pada Selasa malam di seluruh pusat komersial negara Yangon, penduduk membunyikan klakson mobil dan panci serta wajan yang berdenting sebagai protes atas kudeta tersebut setelah kampanye media sosial. Beberapa meneriakkan "Hidup ibu Suu".

Salah satu seruan pertama untuk tindakan khusus untuk menentang kudeta datang dari Yangon Youth Network, salah satu kelompok aktivis terbesar di Myanmar.

Dokter di sebuah rumah sakit di kota Mandalay juga memulai kampanye serupa.

Setiap protes jalanan akan menimbulkan kekhawatiran di negara dengan catatan tindakan keras militer yang suram.

Amerika Serikat mengancam akan memberlakukan kembali sanksi kepada para jenderal yang merebut kekuasaan.

Kudeta tersebut menyusul kemenangan telak bagi NLD dalam pemilihan umum pada 8 November, akibatnya militer menolak untuk menerima dengan alasan tuduhan penipuan yang tidak berdasar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.