Sukses

Berhasil Kendalikan COVID-19, 2 Negara Bagian Australia Buka Perbatasan ke Sydney

Sekitar 180 kasus COVID-19 terkait dengan cluster Sydney, Australia yang muncul tepat sebelum Natal dan mendorong larangan perjalanan nasional pada penduduk kota.

Liputan6.com, Sydney - Dua negara bagian Australia akan membuka kembali perbatasannya ke New South Wales (NSW) setelah berhasil mengendalikan wabah COVID-19 di Sydney.

Australia Selatan dan Queensland akan menghapus pembatasan perjalanan mereka masing-masing pada Minggu dan Senin, demikian dikutip dari laman BBC, Kamis (28/1/2021).

Itu terjadi setelah NSW melaporkan 11 hari tanpa infeksi secara lokal.

Sekitar 180 kasus terkait dengan klaster Sydney, yang muncul tepat sebelum Natal dan mendorong larangan perjalanan nasional pada penduduk kota.

"Penghargaan untuk New South Wales. Mereka menangani kasus-kasus mereka," kata Perdana Menteri Queensland Annastacia Palaszczuk.

Australia telah mencatat lebih dari 22.000 kasus dan 909 kematian sejak pandemi COVD-19 dimulai -- jauh lebih sedikit daripada banyak negara lain.

Khususnya dalam beberapa bulan terakhir, negara tersebut telah mengambil tindakan cepat dan agresif untuk mengatasi wabah.

Awal bulan ini, ibu kota Queensland, Brisbane, menyelesaikan lockdown tiga hari atas deteksi satu kasus COVID-19.

Minggu ini, Australia juga menangguhkan perjalanan ke Selandia Baru setelah kasus COVID pertamanya dalam beberapa bulan yang dipastikan menjadi varian yang lebih menular.

Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian menyambut baik keputusan soal perbatasan negara bagian dengan mengatakan: "Saya harap ini membawa banyak kegembiraan dan kelegaan bagi warga dan banyak pihak yang dipersatukan kembali."

PM Berejiklian sebelumnya mengkritik beberapa penutupan perbatasan dari negara bagian lain, dengan alasan itu adalah tanggapan yang tidak proporsional. Dia mencatat banyak penduduk NSW tinggal jauh dari hotspot Sydney, Australia.

Negara bagiannya berhasil mengekang wabah COVID-19 yang tumbuh cepat pada Desember 2020 melalui pelacakan kontrak yang agresif, membatasi ukuran pengumpulan dan membuat aturan memakai masker di toko-toko dan transportasi umum.

Jumlah kasus harian COVID-19 turun menjadi satu digit pada awal Januari -- mendorong banyak yurisdiksi Australia untuk mengizinkan perjalanan ke dan dari daerah tertentu.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aturan Karantina

Saat ini, hanya Australia Barat yang memberlakukan persyaratan karantina selama 14 hari untuk orang yang berkunjung dari NSW.

Mulai Jumat, batasan pertemuan kelompok di Sydney juga akan dikurangi. Masker juga tidak lagi wajib digunakan di toko-toko tetapi masih akan dibutuhkan di angkutan umum.

Pada Rabu kemarin, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengonfirmasi bahwa negara tersebut tidak mencatat satu pun kasus lokal sejak 17 Januari. Infeksi hanya terjadi pada wisatawan luar negeri yang kembali di karantina hotel.

"Pada saat yang sama, dunia telah melewati 100 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan hampir 17.000 nyawa telah hilang dalam 24 jam terakhir," tambahnya.

Australia menempati peringkat kedelapan dalam daftar negara yang merespons paling baik terhadap COVID-19. Selandia Baru dan Vietnam menduduki puncak daftar dari think tank Lowy Institute.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.