Sukses

29-1-1820: Raja George III Meninggal dalam Perawatan Penyakit Mental

200 tahun lalu, Raja George III, Raja Inggris yang harus pensiun karena penyakit mental diduga akibat penyakit keturunan porfiria, meninggal dunia di usia 81 tahun.

Liputan6.com, Jakarta Sejarah mencatat hari ini 200 tahun lalu adalah momen Raja George III meninggal dalam perawatan penyakit gangguan jiwa. Sepuluh tahun setelah penyakit mental memaksanya untuk pensiun dari kehidupan publik.

Raja Inggris yang kala itu pensiun karena penyakit mental -- yang diduga akibat penyakit keturunan porfiria, mangkat pada 29 Januari 1820. Ia menghembuskan napas di usia 81 tahun.

Dikutip dari History.com, Raja George III berusia 20 tahun ketika ia menggantikan kakeknya, George II sebagai Raja Inggris dan Irlandia pada tahun 1760.

Saat ia menggantikan George II, ia berharap agar bisa lebih memerintah lebih langsung daripada pendahulunya. Kendati demikian ia tak menemukan seorang menteri yang dapat dipercaya sampai 1770, ketika akhirnya menunjuk Lord North sebagai menteri utama.

Lord North sudah terbukti mampu mengelola parlemen dan bersedia mengikuti kepemimpinan kerajaan.

Namun, kebijakan pemaksaan George terhadap penjajah Amerika menyebabkan pecahnya perang. Perang tersebut menjadi cikal bakal Perang Amerika untuk Kemerdekaan.

Perang tersebut menghasilkan hilangnya koloni Inggris yang paling menguntungkan, yang dapat berkontribusi pada meningkatnya oposisi terhadap raja.

Saksikan Video di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mempunyai Penyakit Keturunan Porfiria

Lalu, pada 1784, William Pitt diangkat menjadi perdana menteri setelah berhasil memenangkan mayoritas di perlemen.

Setelah Pitt menjadi perdana menteri, George III pensiun dari partisipasi aktif dalam pemerintahan kecuali untuk campur tangan sesekali dalam masalah besar seperti Emansipasi Katolik yang dikalahkan pada 1801.

Awal Mula Penyakit Mental Terdeteksi

Pada tahun 1765, George III mulai terlihat menderita gangguan saraf. Pada musim dingin 1788-89 menjadi penyakit mental.

Ia mulai 'gila' secara permanen pada tahun 1810 dan diduga menjadi korban penyakit keturunan yaitu porfiria.

Porfiria adalah penyakit kelainan darah yang dapat menyebabkan penyakit mental bila tidak diobati.

Sampai ia meninggal, ia berada dalam perawatan trinya, Charlotte Sophia. Mereka sudah menikah dari tahun 1761.

Setelah pensiun dari kehidupan publik, Pangeran Wales, anak dari George III, diangkat menjadi bupati. Setelah kematiannya, ia naik tahta sebagai Raja George IV pada 1820.

 

Reporter : Paquita Gadin 

3 dari 3 halaman

Infografis Seberapa Sering Harus Ikuti Tes Covid-19?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.