Sukses

Topeng Setinggi Manusia Peninggalan Suku Maya Ditemukan di Meksiko

Sebuah topeng Maya raksasa setinggi manusia telah terungkap di situs arkeologi di Yucatán, Meksiko.

Liputan6.com, Meksiko - Sebuah topeng Maya raksasa setinggi manusia telah terungkap di situs arkeologi di Yucatán, Meksiko.

Dikutip dari LiveScience, Selasa (26/1/2021), topeng tersebut menggambarkan wajah dewa atau orang elit yang tidak diketahui. Dipahat dari semen bahan bangunan berasal dari periode dalam sejarah Maya yang dikenal sebagai Praklasik Akhir (sekitar 300 SM - 250 M) menurut Novedades Yucatán.

Penemuan ini dilakukan pada 2017 di situs arkeologi Ucanha, dekat kota modern Motul.

Sejak saat itu, para peneliti di Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) telah bekerja keras untuk memulihkannya.

Topeng plesteran semen seperti ini "mewakili wajah individu dengan fitur tertentu yang dapat dikaitkan dengan dewa atau dengan karakter status sosial termuka," jelas INAH dalam sebuah pernyataan.

Topeng itu adalah relief plesteran, sejenis patung bercat berwarna cerah yang latar belakangnya diukir dengan semen.

Suku Maya biasanya menempatkan topeng ini di sekitar tangga dengan basis piramidal, menurut pernyataan itu.

Temuan topeng ini temuan pertama yang ditemukan di Ucanha. Sebelumnya, para arkeolog telah menemukan relief yang serupa di Acanceh dan Izamal.

 

Saksikan Video di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Topeng Telah Dikubur Kembali

Penemuan ini merupakan bagian dari penelitian yang sedang berlangsung terhadap gundukan peninggalan suku Maya yang ditemukan di situs tersebut.

Untuk sementara topeng itu dikubur kembali untuk menjaga strukturnya hingga dapat dipelajari dan dilestarikan dengan benar.

Sampel yang diambil dari struktur mengungkapkan kerusakan dan digali kembali pada 2018 agar para arkeolog dapat memulihkannya.

Selama proses restorasi dan konservasi, para arkeolog memperkuat bagian topeng yang rapuh serta memindahkan bagian-bagian yang telah dipindahkan dari waktu ke waktu kembali ke posisi semula.

Mereka juga membersihkan permukaan untuk menonjolkan pola dan warna topeng.

Pada 2019, para arkeolog berhasil menyelesaikan pekerjaan itu sebelum mengubur kembali topeng tersebut untuk terakhir kalinya.

Tujuan dari upaya ini adalah untuk memastikan kelestarian masker di lokasi yang tidak memiliki perlindungan hukum dalam jangka panjang, kata INAH.

 

Reporter : Paquita Gadin

3 dari 3 halaman

Infografis Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.