Sukses

Rekor Baru, SpaceX Luncurkan Roket dengan 143 Satelit

SpaceX luncurkan Falcon 9 dengan 143 satelit. Perusahaan Elon Musk itu sedang tertarik meluncurkan satelit yang lebih kecil (smallstat).

Liputan6.com, Austin - SpaceX meluncurkan roket Falcon 9 dengan membawa 143 satelit dalam misi rideshare pada Minggu (24/1). Peluncuran 143 satelit itu merupakan rekor terbaru yang dilakukan sebuah roket.

Dilaporkan CNN, Senin (25/1/2021), misi ini bernama Transporter-1 membawa 10 satelit untuk jaringan internet Starlink milik SpaceX, dan lebih dari 130 satelit untuk berbagai klien.

Dua di antaranya adalah milik Planet yang mengaplikasikan satelit pencitraan bumi dan ICEYE yang mengembangkan satelit radar kecil untuk memantau es dan banjir.

Rekor pengiriman satelit ini sebelumnya dipegang oleh roket PSLV dari India. Pada 2017, roket itu membawa 104 satelit.

Transporter-1 adalah misi rideshare pertama SpaceX yang diumumkan pada 2019. Saat itu, perusahaan milik Elon Musk ini mendedikasikan peluncuran Falcon 9 untuk satelit yang lebih kecil (smallsat) ketimbang fokus pada satu saja.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Smallsat

CNN melaporkan bahwa popularitas small satelitte (smallsat) sedang meroket. Ukurannya mulai dari sebesar smartphone hingga kulkas.

Meski ukurannya kecil, smallsat itu sudah semakin canggih. Perusahaan-perusahaan pun makin tertarik untuk memilih smallsat untuk menunjang layanan perusahaan mereka.

Biasanya, smallsat menumpang satelit yang lebih mahal untuk mencapai orbit. Butuh waiting list yang tak sebentar agar mereka bisa menumpang.

Kini, perusahaan roket mulai melirik potensi smallsat dan mereka berjanji membuat roket dengan ukuran lebih akomodatif untuk memudahkan peluncurkan smallstat.

Rocket Lab dan Virgin Orbit berhasil meluncurkan roket lebih kecil dan telah memulai operasi komersial.

3 dari 4 halaman

Jokowi Ingin Papua Jadi Lokasi Peluncuran SpaceX

Akhir tahun lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo menawarkan miliarder Elon Musk dan SpaceX miliknya untuk berinvestasi di Papua.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa 15 Desember 2020, Jokow, melakukan percakapan telepon dengan Elon Musk pada Jumat, 11 Desember untuk membahas kemungkinan kemitraan dengan Tesla, perusahaan kendaraan listrik milik miliarder itu.

"Presiden Joko Widodo juga mengundang Musk untuk mempertimbangkan Indonesia sebagai landasan peluncuran SpaceX," demikian pernyataan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Indonesia saat ini sedang membangun situs peluncuran roket pertama di Pulau Biak di provinsi paling timur Papua. 

Situs yang akan digunakan untuk meluncurkan roket antariksa tak berawak berukuran kecil itu diharapkan selesai pada 2024.

SpaceX, yang didirikan oleh Elon Musk, saat ini meluncurkan roketnya dari empat fasilitas AS.

Indonesia, rumah bagi deposit besar tembaga, nikel dan timah, sudah melakukan pembicaraan dengan Tesla tentang kemungkinan kemitraan baterai listrik.

Elon Musk bahkan memuji deposit nikel Indonesia dalam tweet-nya pada Juli 2020. Nikel adalah komponen kunci dalam baterai lithium-ion yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan listrik.

Jokowi sempat meminta Menteri Urusan Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan agar Amerika Serikat dan bertemu Elon Musk dan investor Amerika lainnya.

Pertemuan dengan Musk dibatalkan setelah miliarder itu dinyatakan positif COVID-19. Kini Musk telah pulih.

Menurut pernyataan kementerian, setelah percakapan telepon dengan Jokowi pada Jumat kemarin, Elon Musk setuju untuk mengirim tim ke Indonesia pada Januari 2021 untuk melihat peluang investasi.

Indonesia bertujuan untuk menjadi produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia dan berharap untuk beralih dari mengekspor bahan kimia dan mineral ke produsen baterai di negara lain untuk memproduksi unit baterai.

Indonesia juga memberikan insentif kepada pembuat mobil asing yang ingin memproduksi kendaraan listriknya di Indonesia.

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.