Sukses

Israel Mulai Suntik Vaksin COVID-19 pada Anak Usia 16-18 Tahun

Lebih dari seperempat populasi Israel yang berjumlah sembilan juta telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Pfizer sejak 19 Desember 2020.

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel telah mulai memvaksinasi anak berusia 16 hingga 18 tahun terhadap COVID-19. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memungkinkan mereka mengikuti ujian sekolah.

Lebih dari seperempat populasi Israel yang berjumlah sembilan juta telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Pfizer sejak 19 Desember, kata kementerian kesehatannya.

Dikutip dari laman BBC, Senin (25/1/2021) hal ini dimulai dengan orang tua dan pihak yang berisiko tingg terpapar. Tetapi orang berusia 40 ke atas sekarang juga bisa mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.

Israel berharap bisa mulai membuka kembali ekonominya pada Februari 2021. Dimasukkannya anak usia 16 hingga 18 tahun - dengan izin orangtua - "untuk memungkinkan mereka kembali (ke sekolah).

"Selain itu diharapkan bisa menyukseskan kembali penyelenggaraan ujian yang tertib", kata seorang juru bicara kementerian pendidikan.

Ujian matrikulasi yang diikuti oleh siswa Israel di akhir sekolah menengah memainkan peran penting dalam memutuskan di mana mereka akan melanjutkan ke universitas.

Hasil ujian juga dapat memengaruhi penempatan mereka di militer, di mana banyak anak muda Israel melakukan dinas wajib.

Kementerian pendidikan mengatakan, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah sekolah akan dibuka kembali bulan depan.

Israel memulai program vaksinasi cepatnya - tercepat di dunia - pada 19 Desember, mencapai 10 persen dari populasinya pada akhir 2020.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus COVID-19 di Israel

Israel telah mencatat lebih dari 596.000 kasus dan 4.392 kematian dengan Covid-19, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Pada Minggu kemarin, pemerintah mengatakan akan melarang penerbangan penumpang masuk dan keluar negara itu mulai Senin malam selama sisa Januari, dalam upaya menghentikan penyebaran varian virus baru.

"Selain pengecualian yang jarang terjadi, kami menutup penerbangan untuk mencegah masuknya varian virus dan juga untuk memastikan bahwa kami maju cepat dengan kampanye vaksinasi kami," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Sebagian besar orang asing telah diblokir untuk memasuki Israel selama pandemi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.