Sukses

Angka Bunuh Diri Perempuan di Jepang Naik Selama COVID-19

Sosiolog menyebut, angka bunuh diri di kalangan wanita meningkat selama COVID-19.

Liputan6.com, Tokyo - Angka bunuh diri di Jepang meningkat selama pandemi COVID-19 di 2020. Jumlah perempuan yang bunuh diri terpantau meningkat 14,5 persen.

Pada 2020, angka bunuh diri Jepang meningkat 3,7 persen dari tahun sebelumnya. Ini adalah kenaikan pertama dalam 11 tahun terakhir. Jumlah diri di kalangan murid sekolah juga naik.

Menurut laporan Kyodo, Jumat (22/1/2021), angka bunuh diri pada 2020 mencapai 20.919. Secara keseluruhan, angka bunuh diri laki-laki masih lebih tinggi.

Jumlah laki-laki yang bunuh di Jepang pada 2020 mencapai 13.943, angka itu turun 1 persen dibanding tahun sebelumnya. Selama 11 tahun, angka bunuh diri laki-laki Jepang terus menurun.

Angka bunuh diri perempuan lebih rendah, yakni 6.976. Akan tetapi, persentasenya naik 14,5 persen.

Sosiolog menyebut pandemi COVID-19 membuat angka bunuh diri perempuan menjadi lebih tinggi karena masalah pekerjaan dan rumah tangga.

"Perempuan lebih terpengaruh pada perubahan di kehidupan mereka akibat pandemi, sebab mereka memiliki lebih banyak pekerjaan tidak reguler ketimbang laki-laki dan beban tugas rumah dan perawatan anak adalah hal yang berat," ujar Takanori Hirano, associate professor bidang sosiologi di Momoyama Gakuin University.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bunuh Diri di Kalangan Murid Sekolah

Berdasarkan data terbaru polisi, ada juga penambahan bunuh diri di kalangan murid sekolah. Pada 2020 ada total 401 yang bunuh diri, bertambah 9 orang dari setahun sebelumnya.

Jumlah paling tinggi adalah murid SMA dengan 307, lalu 120 murid SMP, dan 13 murid SD

Takanor Hirano memperkirakan murid-murid merasakan stres ketika sekolah kembali diadakan setelah ditutup sementara akibat virus.

Selain faktor pandemi, rangkaian bunuh diri yang dilakukan seleb juga dianggap berpengaruh.

3 dari 4 halaman

Pemerintah Resah

Naiknya angka bunuh diri di Jepang tahun ini adalah yang pertama sejak 2009. Pada tahun tersebut, ekonomi dunia sedang anjlok dan berakibat pada kebangkrutan dan gelombang PHK.

Data yang dilaporkan Kyodo masih data sementara. Kepolisian baru akan merilis data revisi pada Maret mendatang.

Berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, data revisi biasanya lebih tinggi dari data sementara ini.

Pejabat Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan mengaku resah atas situasi yang dinilai parah ini. Pemerintah berjanji akan menambah program dukungan bagi masyarakat.

"Kemungkinan pandemi ini mengakibatkan berbagai efek. Selain mendukung kehidupan ekonomi dan sehari-hari, pemerintah akan memperluas layanan konsultasi dan memperkenalkan organisasi-organisasi dukungan bagi orang-orang yang membutuhkan," ujar pejabat tersebut.

4 dari 4 halaman

Kontak Bantuan

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.