Sukses

Ketua DPR AS Kekeh Sidang Pemakzulan Donald Trump Segera Dilakukan

Penundaan diminta oleh Partai Republik, namun Nancy Pelosi kekeh agar sidang pemakzulan Donald Trump segera dilakukan.

Liputan6.com, Washington D.C - Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi mengatakan, pihaknya akan mengirim Senat sebuah artikel pemakzulan yang menuntut mantan Presiden Donald Trump yang dianggap telah melakukan penghasutan.

Tindakan Pelosi ini tetap dilakukan "segera," meski pihak dari Partai Republik menyarankan penundaan hingga Februari, 2021.

"Saya tidak akan memberi tahu Anda kapan itu akan terjadi," kata Nancy Pelosi, seperti dikutip dari laman USAToday, Jumat (22/1/2021).

"Pertanyaan lainnya adalah tentang bagaimana persidangan akan dilanjutkan. Kami siap."

Sebuah sumber yang mengetahui rencana tersebut, tetapi tidak berwenang untuk berbicara, mengatakan artikel itu bisa saja dikirim Jumat waktu AS -- sebagai langkah menyiapkan panggung untuk persidangan Senin mendatang.

Meski begitu, sumber tersebut mengatakan bahwa rencana itu mungkin bisa berubah.

Tetapi pihak Donald Trump dari Partai Republik mendesak penundaan dimulainya persidangan hingga Februari, untuk memberi Trump waktu untuk mengembangkan pembelaannya.

Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell mengusulkan penundaan itu, tetapi Kamis malam mengatakan dia belum menerima tanggapan dari Partai Demokrat.

Pelosi menolak memberikan keterangan lebih rinci tentang waktu tersebut.

"Sebentar lagi," kata Pelosi.

"Saya tidak berpikir itu akan lama. Tapi kita harus melakukannya."

Senator Lindsey Graham, mengatakan penundaan masuk akal.

"Donald Trump sudah dikurung oleh DPR sehingga timnya perlu waktu untuk bersiap," kata Graham.

"Saya pikir itu adil untuk semua orang."

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penghasut di Kerusuhan Capitol Hill

Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan dia telah bertemu dengan McConnell untuk mencapai kesepakatan bipartisan tentang bagaimana melakukan persidangan.

"Tapi jangan salah tentang itu," kata Schumer.

"Akan ada persidangan, akan ada suara naik atau turun apakah akan menghukum presiden."

Trump dituduh mendorong para perusuh yang mengepung Capitol Hill pada 6 Januari 2021 dan kemudian menyerbu aula, menghancurkan pintu, jendela, dan barang antik di sepanjang di gedung tersebut.

Pelosi mengatakan kejahatan dalam pemakzulan terbaru lebih jelas daripada pemakzulan pertama Trump, yang sebagian berhubungan dengan interpretasi panggilan telepon yang dia lakukan dengan presiden Ukraina.

"Dia membangunkan pasukan, dia mendesak mereka untuk terus berperang, dia mengirim mereka dalam perjalanan ke Capitol, dia menyerukan pelanggaran hukum, dia menunjukkan jalan ke Capitol, dan pelanggaran hukum terjadi," kata Pelosi.

"Tahun ini, seluruh dunia menjadi saksi atas hasutan presiden untuk melaksanakan seruannya untuk bertindak dengan kekerasan yang digunakan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.