Sukses

Jepang Akan Suntik Vaksin COVID-19 Warganya 2 Bulan Sebelum Olimpiade Tokyo

Upacara pembukaan Tokyo 2020 akan dilakukan dalam enam bulan mendatang. Akan tetapi, lonjakan infeksi COVID-19 di Jepang sangat mengkhawatirkan. Vaksinasi pun akhirnya direncanakan.

Liputan6.com, Tokyo - Jepang berencana akan mulai melakukan suntik vaksin COVID-19 terhadap masyarakat umum pada Mei, dua bulan sebelum Olimpiade Tokyo 2020 yang tertunda.

Surat kabar Yomiuri Shimbun mengatakan, pemerintah berharap mayoritas orang dewasa akan divaksinasi pada Juli, saat Olimpiade akan dibuka, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (20/1/2021).

Negara tersebut telah setuju dengan perusahaan farmasi untuk menerima dosis yang cukup bagi 126 juta penduduk, dan berupaya untuk menyetujui penggunaan Pfizer sebagai yang pertama digunakan di Jepang mulai bulan depan.

Sekitar 10.000 pekerja medis akan menjadi yang pertama dalam antrean untuk inokulasi gratis, kata para pejabat tinggi pemerintah.

Setelah itu, pemberian vaksin corona diikuti oleh 50 juta orang berisiko termasuk mereka yang memiliki kondisi mendasar dan berusia di atas 65 tahun.

Para menteri berharap memulai vaksinasi COVID-19 massal paling cepat pada Mei, surat kabar Yomiuri dan Sankei Shimbun melaporkan, mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya.

Upacara pembukaan Tokyo 2020 akan dilakukan dalam enam bulan mendatang, tetapi lonjakan infeksi COVID-19 di Jepang dan di seluruh dunia telah menimbulkan keraguan baru atas acara tersebut.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dukungan Terhadap Olimpiade Tokyo 2020

Dukungan publik untuk penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 telah anjlok, dengan lebih dari 80 persen orang yang baru-baru ini melakukan jajak pendapat di Jepang mengatakan mereka harus dibatalkan atau ditunda lagi.

Ditanya tentang laporan terbaru, juru bicara pemerintah Katsunobu Kato mengatakan terlalu dini untuk mengumumkan jadwal vaksinasi.

Hanya 60 persen responden Jepang dalam survei internasional yang diterbitkan pada Desember mengatakan mereka menginginkan vaksin, dibandingkan dengan 80 persen di China, 75 persen di Korea Selatan dan 69 persen di Amerika Serikat.

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan, dia akan menjadi orang pertama yang divaksinasi, dalam upaya nyata untuk meningkatkan kepercayaan tentang vaksin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.