Sukses

Usai Diperiksa FBI, 12 Tentara Garda Nasional Pengaman Pelantikan Joe Biden Dicopot

12 orang tentara pasukan yang sebelumnya ditugaskan dalam pasukan pengamanan acara pelantikan Joe Biden dicopot usai diperiksa oleh FBI.

Liputan6.com, Washington D.C - 12 orang anggota Garda Nasional AS telah dicopot dari pengamanan pelantikan Presiden terpilih Joe Biden, setelah diperiksa oleh FBI. Mereka termasuk dua orang yang membuat pernyataan ekstremis dalam postingan atau teks tentang acara tersebut, kata pejabat Pentagon pada Selasa 19 Januari 2021 waktu setempat. 

Seorang anggota Garda Naslonal dicopot dari tugas terkait pesan teks bermasalah, lainnya dilaporkan ke tip line (sistem penyelesaian kejahatan nasional), Jenderal Angkatan Darat Daniel Hokanson, kepala Biro Pengawal Nasional, mengatakan kepada wartawan. Demikian seperti melansir Channel News Asia, Rabu (20/1/2021). 

Sementara itu, 10 orang lainnya dicopot atas potensi masalah lain yang mungkin melibatkan perilaku kriminal sebelumnya atau kegiatan lain, tetapi tidak terkait langsung dengan acara pelantikan Joe Biden, katanya.

"Kami, karena sangat berhati-hati, mengambil tindakan dan segera mengeluarkan mereka dari tugas di Capitol dan peristiwa yang terjadi," kata juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman.

“Banyak informasi,” kata Hoffman, “tidak terkait dengan peristiwa yang terjadi di Capitol atau dengan kekhawatiran yang dicatat banyak orang tentang ekstremisme. Ini adalah upaya pemeriksaan yang mengidentifikasi perilaku yang meragukan di masa lalu atau potensi kaitan apa pun dengan perilaku yang meragukan, tidak hanya terkait dengan ekstremisme."

Pencopotan mereka dari pasukan keamanan besar-besaran di ibu kota negara itu terjadi ketika FBI bekerja untuk memeriksa semua dari 25.000 pasukan Garda Nasional yang menuju ke daerah itu untuk acara pelantikan Joe Biden dan wakilnya, Kamala Harris. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dikaitkan dengan Kerusuhan di Capitol Hill

FBI juga berupaya untuk melihat apakah ada anggota militer yang saat ini bertugas, namun ikut serta dalam kerusuhan pada 6 Januari lalu di Gedung Capitol Hill AS oleh para pendukung Presiden Donald Trump yang akan lengser.

Pekan lalu, Garda Nasional Virginia mengatakan bahwa Jacob Fracker, seorang perwira polisi yang sedang tidak bertugas, yang dituduh terkait dengan kerusuhan di Capitol, adalah seorang kopral di pasukan pengawal negara bagian dan bertugas sebagai seorang prajurit infanteri.

Washington tengah waspada sejak pemberontakan mematikan di Capitol, yang mendorong langkah-langkah keamanan luar biasa menjelang pelantikan Presiden Terpilih AS Joe Biden. 

Kebakaran di sebuah kamp tunawisma kira-kira satu mil dari kompleks Capitol memicu lockdown pada hari Senin selama diadakannya gladi bersih untuk acara pelantikan.

Dinas Rahasia AS memperketat keamanan di dalam dan sekitar Capitol beberapa hari lebih awal dari biasanya dalam persiapan, dan pusat kota pada dasarnya diisolasi dengan jalan-jalan diblokir, pagar tinggi dipasang, dan puluhan ribu pasukan serta petugas penegak hukum ditempatkan di sekitar daerah itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.