Sukses

Para Pengungsi di Yordania Terima Vaksin COVID-19

Termasuk pengungsi dan pencari suaka, berhak menerima vaksin gratis sebagai bagian dari rencana vaksinasi Covid-19 nasional Yordania.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai bagian dari inisiatif kesehatan, pemerintah Yordania mulai memvaksinasi pengungsi di negara tersebut. Tak hanya itu, penduduk di negara itu juga mendapatkan vaksin.

Siapa pun yang tinggal di tanah Yordania, termasuk pengungsi dan pencari suaka, berhak menerima vaksin gratis sebagai bagian dari rencana vaksinasi Covid-19 nasional negara tersebut.

Awalnya, hanya pengungsi yang termasuk dalam salah satu kategori prioritas nasional yang akan menjalani vaksinasi, namun kemudian akan diperluas ke seluruh pengungsi, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (16/1/2021).

Layaly Gharaybeh, pejabat kesehatan masyarakat Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR), yang mendukung upaya vaksinasi pemerintah Yordania, menyatakan pentingnya memvaksinasi para pengungsi.

"Pandemi telah mempengaruhi pengungsi. Pengungsi adalah salah satu komunitas paling rentan di dunia ini. Banyak pengungsi kehilangan pekerjaan selama lockdown pada tahap awal pandemi. Banyak dari mereka yang masih berjuang mencari pekerjaan baru dan secara bertahap kembali ke kehidupan biasa," katanya.

Kementerian Kesehatan Yordania memulai kampanye vaksinasi itu, Rabu (13/1), di 29 pusat kesehatan di berbagai penjuru kerajaan setelah lebih dari 200 ribu orang pengungsi mendaftar di situs vaccine.jo.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dukungan UNHCR

UNHCR mendukung upaya pemerintah dengan mendorong dan membantu pengungsi mendaftarkan diri untuk divaksinasi dengan menyediakan transportasi ke klinik-klinik kesehatan jika diperlukan. Hingga Kamis (14/1), 53 pengungsi telah divaksinasi.

Termasuk dalam kelompok pengungsi pertama di dunia yang divaksinasi adalah pasangan Irak, Raia yang merupakan apoteker dan suaminya, Ziad, yang berprofesi sebagai dokter, Kamis, di Irbid, Yordania Utara.

Pasangan pengungsi itu menerima vaksin Sinopharm yang dikembangkan oleh China setelah diprioritaskan karena penyakit kronis Ziad, yang menempatkannya dalam kategori berisiko tinggi.

Yordania memberlakukan salah satu lockdown paling ketat di dunia selama tahap awal pandemi dalam usaha mengendalikan penyebaran virus itu yang juga mempengaruhi hampir 750 ribu pengungsi yang terdaftar oleh UNHCR di negara itu.

Proporsi pengungsi yang dites positif Covid-19 di negara itu tetap rendah, yaitu 1,6 persen dibandingkan dengan 3 persen di antara populasi masyarakat umum Yordania.

Sejak awal pandemi Covid-19, pemerintah Yordania menyertakan pengungsi dalam rencana tanggap nasional dengan memberi mereka akses ke perawatan kesehatan dan perawatan medis yang setara dengan warga Yordania.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.