Sukses

15-1-1997: Putri Diana Picu Perdebatan soal Ranjau Darat di Dunia Militer

Perdebatan terjadi saat Putri Diana menyuarakan ketidaksetujuannya pada penggunaan ranjau darat yang memakan korban.

Liputan6.com, London - Putri Diana membuat kesal menteri pemerintah Inggris setelah aksinya yang menyerukan larangan internasional terhadap ranjau darat.

Komentar itu ia utarakan saat berkunjung ke Angola, untuk melihat sendiri bagaimana ranjau darat telah memakan korban.

Dikutip dari laman BBC, Jumat (15/1/2021), apa yang ia sampaikan ini lantas membuatnya dicap sebagai sosok yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah.

Menteri Pertahanan Muda, Earl Howe, menggambarkan sang putri sebagai "meriam lepas".

Putri Diana juga dianggap kurang mengetahui informasi masalah ranjau darat.

"Saya pikir kita harus bertepuk tangan atas apa yang dia lakukan," ujar Juru bicara Kementerian Pertahanan David Clark--saat itu.

Meskipun dia berusaha menjauhkan diri dari kritik, pendukung Konservatif lainnya lebih blak-blakan.

Peter Viggers, anggota dari komite pertahanan, mengatakan, "Kita semua tahu ranjau darat dan senjata lain itu keji dan keji. Pertanyaannya adalah bagaimana cara terbaik untuk bernegosiasi agar tidak digunakan di masa depan.

"Kebijakan pemerintah tentang hal ini sangat hati-hati dan pernyataan yang dibuat oleh Putri Diana tidak sejalan dengan kebijakan itu."

Pemerintah terlibat dalam negosiasi internasional untuk larangan ranjau darat di seluruh dunia, tetapi sementara itu tentara masih menggunakannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Putri Diana Tetap pada Pendirian

Putri Diana bersikeras bahwa perselisihan atas komentarnya adalah gangguan dan yang dia coba lakukan hanyalah membantu.

Dia berada di Angola sebagai tamu Palang Merah Internasional, yang telah mendesak larangan ranjau darat.

Buruh telah menyambut baik campur tangan sang putri. Ini mendukung seruan untuk moratorium internasional atas penggunaan ranjau anti-personal.

David Clark berkata, "Saya pikir kita semua harus menyambut kenyataan bahwa dia telah pergi ke Angola dan dia telah mencoba memperingatkan dunia tentang bahaya senjata mengerikan ini. Saya pikir kita harus bertepuk tangan atas apa yang dia lakukan."

3 dari 3 halaman

Simak video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini