Sukses

China Gratiskan Vaksin COVID-19 bagi Warga Negaranya

Warga China tidak perlu membayar satu sen pun untuk vaksin. Hal ini ditegaskan oleh Komisi Kesehatan Nasional China.

Liputan6.com, Beijing - China akan memberikan vaksin COVID-19 secara gratis begitu tersedia untuk masyarakat umum, kata otoritas pemerintah pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Pejabat Komisi Kesehatan Nasional China Zheng Zhongwei mengatakan bahwa sementara pembuatan dan pengangkutan vaksin membutuhkan biaya, pemerintah dapat memberikan vaksin secara gratis kepada individu.

"Warga China tidak perlu membayar satu sen pun untuk vaksin itu," kata Zheng dalam acara pers di Beijing.

China pada akhir Desember 2020 menyetujui vaksin pertamanya untuk penggunaan masyarakat umum.

Tiga vaksin telah diberikan kepada kelompok-kelompok terbatas yang berisiko tinggi terinfeksi Corona COVID-19, termasuk pekerja medis, melalui program penggunaan darurat.

Negara itu memperluas skema inokulasi pada pertengahan Desember ke lebih banyak kelompok kunci seperti karyawan di sektor makanan dan transportasi umum, dalam upaya membendung kebangkitan di musim dingin dan musim semi.

"Kami menemukan bahwa beberapa pemerintah daerah telah membebankan biaya individu, (dan) kami menuntut perbaikan segera," kata Zeng dalam pengarahan, menambahkan bahwa pemerintah daerah sejak itu telah menerapkan kebijakan vaksinasi gratis dengan benar.

China telah memberikan lebih dari 9 juta dosis vaksin COVID-19, kata Zeng. Dari total itu, lebih dari 7 juta telah dikelola sejak pertengahan Desember.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jelang Tahun Baru China

Dua kota di China, tepatnya di selatan Beijing semakin memperketat pembatasan COVID-19 pada Sabtu, 9 Januari 2021. Hal ini terjadi ketika pihak berwenang berlomba untuk membasmi kembalinya infeksi.

China sebagian besar telah mengendalikan wabah domestiknya setelah virus corona pertama kali muncul di Wuhan pada akhir 2019.

Tetapi lonjakan di provinsi Hebei, yang berbatasan dengan Beijing, telah memicu penguncian baru menjelang Tahun Baru China bulan depan, demikian dikutip dari laman Channel News Asia.

Hebei telah melaporkan lebih dari 130 kasus COVID-19 dalam seminggu terakhir, dengan lebih dari 200 lebih infeksi tanpa gejala.

Sebagian besar kasus terjadi di kota Shijiazhuang, yang bersama dengan daerah sekitarnya, dihuni oleh 11 juta orang.

Beberapa infeksi lain dilaporkan di kota tetangga Xingtai, rumah bagi 7 juta orang.

Shijiazhuang menghentikan operasi kereta bawah tanah mulai Sabtu pagi ini untuk membantu "pencegahan dan pengendalian wabah", kata pihak berwenang.

Jalan raya utama menuju kota, sekitar 300 km selatan Beijing, China telah ditutup dan perjalanan penumpang antar kota dihentikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.