Sukses

Cara Unik Perusahaan Israel Bantu Sediakan Air Bersih untuk Gaza, Diekstrak dari Udara

Sebuah perusahaan Israel membantu menyediakan air bersih untuk Gaza yang diekstrak dari udara.

Liputan6.com, Jakarta - Jalur Gaza yang berpenduduk padat telah lama kekurangan air minum yang cukup, tetapi sebuah proyek baru membantu mengurangi kekurangan tersebut dengan proses bertenaga surya untuk mengambil air minum langsung dari udara.

Tidak seperti biasanya, proyek yang beroperasi di daerah kantong Palestina yang dikelola kelompok Islam, yang telah diblokade Israel dan Mesir sejak 2007 adalah gagasan miliarder Rusia-Israel, Mikhail Mirilashvili. Demikian seperti mengutip Times of Israel, Kamis (7/1/2020).

Perusahaan yang dipimpinnya, Watergen, telah mengembangkan generator air atmosferik yang dapat menghasilkan 5.000 hingga 6.000 liter (1.300 hingga lebih dari 1.500 galon) air minum per hari, tergantung pada kelembapan udara.

Dengan hanya beberapa mesin yang beroperasi di Gaza, Watergen masih jauh dari memenuhi permintaan dua juta orang yang tinggal di daerah kantong pantai yang padat yang terjepit di antara Israel, Mesir dan Laut Mediterania.

"Tapi, ini sebuah permulaan," kata Fathi Sheikh Khalil, seorang insinyur dari kelompok masyarakat sipil Palestina Damour, yang mengoperasikan salah satu mesin tersebut karena perusahaan Israel tidak dapat bekerja di Gaza.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dipengaruhi Masalah Ekonomi

Jalur Gaza yang diganggu oleh kesengsaraan ekonomi yang parah dan kekurangan listrik rutin, juga telah menghadapi krisis air yang memburuk selama bertahun-tahun.

Akuifer yang digunakan secara berlebihan telah terdegradasi oleh intrusi air asin dan terkontaminasi oleh polutan, membuat sebagian besar air yang tersedia menjadi asin dan berbahaya untuk diminum dan memaksa impor air kemasan.

Hanya tiga persen dari air Gaza sendiri yang memenuhi standar internasional, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang pada tahun 2012 telah meramalkan bahwa tekanan ekologi akan membuat Gaza "tidak dapat ditinggali".

Berbagai penelitian telah mengaitkan peningkatan penyakit batu ginjal dan tingginya angka penyakit diare di Gaza dengan konsumsi air di bawah standar.

Beberapa pemain sedang bekerja untuk mengatasi kekurangan air, termasuk Uni Eropa, yang mendukung pabrik desalinasi air laut yang sangat besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.