Sukses

Kelar 6 Minggu Lockdown COVID-19, Kamboja Kembali Buka Sekolah

Kamboja, negara berpenduduk lebih dari 16 juta orang ini merupakan salah satu yang paling sedikit terkena dampak virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Phnom Penh - Kamboja telah mulai membuka kembali sekolah dan museum, lantaran aturan lockdown akibat Corona COVID-19 di negara itu telah dilonggarkan.

Pelonggaran lockdown ini cukup kontras dengan beberapa negara tetangga, yang justru tengah menghadapi pembatasan baru karena meningkatnya kasus COVID-19.

Negara Asia Tenggara berpenduduk lebih dari 16 juta orang ini merupakan salah satu yang paling sedikit terkena dampak Virus Corona COVID-19.

Hanya ada 382 infeksi dan tidak ada kematian sejak awal pandemi Kamboja, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (5/1/2021).

Pada Senin, 4 Januari 2021, siswa yang mengenakan masker berbaris untuk pemeriksaan suhu dan mencuci tangan sebelum diizinkan masuk ke sekolah dasar Sovannaphumi di ibu kota Phnom Penh.

Sementara sekolah swasta mulai dibuka kembali minggu ini, siswa di sekolah umum akan kembali minggu depan.

Di Museum Genosida Tuol Sleng, bekas pusat penyiksaan dan penjara Khmer Merah di ibu kota, staf dan pengemudi ojek "tuk tuk" menunggu kedatangan pengunjung.

"Saya khawatir kami dapat terinfeksi, tetapi saya melihat bahwa kami orang Kamboja mengikuti instruksi yang ditetapkan oleh pemerintah tentang penggunaan masker, mencuci tangan dengan alkohol atau sabun, dan menjaga jarak," kata Theun Ngor, pengemudi tuk-tuk berusia 43 tahun di Kamboja.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ketakutan Warga Kamboja

Pada November 2020, Kamboja memberlakukan berbagai pembatasan setelah wabah langka ditularkan oleh seorang wanita berusia 56 tahun yang telah melakukan perjalanan luar negeri.

Ketika Kamboja melonggarkan pembatasan, pihak berwenang di negara tetangga Thailand memperingatkan bahwa negara itu dapat menghadapi penguncian yang ketat karena jumlah infeksi meningkat.

Saat menyambut prospek bisnis yang lebih banyak, seorang penjual kopi di dekat museum Tuol Sleng prihatin setelah mendengar bahwa beberapa orang Kamboja yang bekerja di Thailand telah terinfeksi.

"Saya sangat khawatir mereka bisa menyebarkannya di sini lagi," kata Ngeth Sokuntheary (27).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.