Sukses

Dicekal 2 Tahun, Boeing 737 MAX Kembali Mengudara Perdana di AS

Pesawat Boeing 737 MAX dengan nomor penerbangan 718 mendarat di Bandara La Guardia New York dan akan kembali ke Miami AS dengan membawa hampir 172 penumpang.

Washington D.C - Pesawat Boeing 737 MAX kembali mengudara setelah mendapat pencekalan akibat kecelakaan maut. Kapal terbang itu lepas landas dari Bandara Internasional Miami menuju New York Amerika Serikat, membawa 100 orang penumpang, pada Rabu (30/12/2020).

DW Indonesia melaporkan, itu merupakan penerbangan komersial Amerika Serikat (AS) pertama sejak permasalahan pembacaan sensor pada Boeing 737 MAX yang menyebabkan dua kecelakaan masing-masing pada tahun 2018 dan 2019.

"Pesawat ini siap berangkat," kata Presiden American Airlines Robert Isom pada konferensi pers menjelang keberangkatan.

"Ini adalah pesawat yang paling diteliti lebih dari sebelumnya. Kami sangat yakin bahwa pesawat ini adalah yang paling aman di angkasa," Isom menambahkan.

Kendati demikian, pihak maskapai memberikan kesempatan kepada penumpang untuk beralih penerbangan jika merasa tidak nyaman terbang dengan Boeing 737 MAX.

Pesawat dengan nomor penerbangan 718 ini mendarat di Bandara La Guardia New York dan akan kembali ke Miami dengan membawa hampir 172 penumpang.

Tak sedikit penumpang mengaku khawatir mengudara bersama pesawat Boeing 737 MAX itu. "Tapi saya segera melupakannya dan ini penerbangan yang sangat mudah," kata penumpang yang tidak disebutkan namanya itu dikutip dari kantor berita AFP.

 

 
 

Saksikan Juga VIdeo Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dikandangkan di Seluruh Dunia

Pada November, Administrasi Penerbangan Federal menyetujui perubahan yang dilakukan pembuat pesawat AS Boeing ke perangkat lunak kontrol penerbangan otomatis.

Pada Oktober 2018, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 jatuh ke Laut Jawa sebelah utara Karawang tak lama setelah lepas landas, menewaskan 189 orang di dalamnya. Lima bulan kemudian, pesawat Ethiopian Airlines dengan penerbangan 302 mengalami masalah dan jatuh dalam perjalanan ke Nairobi. Semua 157 penumpang dilaporkan tewas.

Investigasi atas kedua kecelakaan tersebut menunjukkan masalah dengan sistem MCAS anti-stall baru Boeing. Dalam kedua kasus, perangkat lunak menjadi penyebab hidung pesawat turun berulang kali berdasarkan pembacaan sensor yang salah, dengan pilot tidak dapat memperoleh kembali kendali. Akibatnya, Boeing 737 MAX dilarang terbang hanya beberapa hari setelah kecelakaan kedua.

Penerbangan penumpang pertama dengan Boeing 737 MAX juga telah terjadi awal bulan ini di Brasil, dengan maskapai Gol mengoperasikan lebih dari 540 penerbangan dan  maskapai Aeromexico lebih dari 80 penerbanagan, menurut utilitas pelacakan penerbangan Flightradar24.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.