Sukses

Otoritas AS: Anthony Quinn Warner Pelaku Pengeboman di Nashville Tewas dalam Ledakan

Anthony Quinn Warner, pria berusia 63 tahun itu belakangan diidentifikasi sebagai pelaku pengeboman dalam ledakan yang mengguncang pusat Kota Nashville, Tennessee, pada Hari Natal. DNA nya terdeteksi.

Liputan6.com, Washington D.C - Biro Investigasi Federal AS atau FBI telah menggeledah sebuah properti di Antioch. Berdasarkan keterhubungan seorang pria bernama Anthony Quinn Warner --baik terhadap properti dan insiden ledakan bom di Nashville.

Belakangan, pria berusia 63 tahun itu diidentifikasi sebagai pelaku pengeboman dalam ledakan yang mengguncang pusat Kota Nashville, Tennessee, pada Hari Natal. Menurut keterangan otoritas pada Minggu 27 Desember 2020, ia tewas di lokasi kejadian.

"Anthony Warner adalah pelaku pengeboman. Dia ada di lokasi saat bom meledak, dan dia tewas dalam pengeboman itu," kata Jaksa Amerika Serikat Don Cochran dalam sebuah konferensi pers seperti dikutip dari Xinhua, Senin (28/12/2020).

"DNA yang ditemukan pada jasad korban di puing-puing ledakan cocok dengan DNA Warner," kata Direktur Biro Investigasi Tennessee (Tennessee Bureau of Investigation/TBI) David Rausch pada Minggu. TBI terlibat dalam pengujian bukti-bukti.

Teka-Teki Pemilihan Lokasi

Menurut ABC News, lembaga penegak hukum telah menerima hampir 500 info dan petunjuk setelah RV yang diparkir di depan fasilitas transimisi komunikasi AT&T meledak pada Jumat 25 Desember, menyebabkan kerusakan yang luas.

"Kami terus mengikuti setiap petunjuk yang kami miliki," kata Jaksa AS Don Cochran saat press briefing Sabtu sore.

Agen FBI Doug Korneski menolak untuk mengkonfirmasi bahwa seorang pelaku telah diidentifikasi, tetapi dia mengatakan FBI "tidak mencari subjek lain."

"Ada sejumlah individu yang kami lihat," kata Korneski. "Pada titik ini, kami belum siap untuk mengidentifikasi individu tunggal."

Beberapa bukti yang dikumpulkan hari Sabtu dari TKP ledakan di Nashville diterbangkan ke laboratorium kejahatan FBI di Quantico, Virginia, untuk analisis forensik, kata sumber penegak hukum kepada ABC News.

Pihak berwenang mencoba untuk menentukan mengapa lokasi itu dipilih untuk ledakan dan komposisi bahan peledak, kata sumber, dan telah mengumpulkan sampel untuk dikirim ke laboratorium untuk analisis.

Penyelidik lain bekerja dengan analis perilaku untuk memahami apa yang mungkin telah mendorong seseorang untuk melakukan "tindakan yang disengaja" meledakkan RV setelah memperingatkan orang-orang untuk menjauh, kata sumber.

Pengumuman yang berasal dari RV mengatakan bom potensial akan meledak dalam waktu 15 menit, kata polisi, sebelum meledak sekitar pukul 06.30 pagi waktu setempat pada Jumat 25 Desember, meniup jendela bangunan terdekat. Ledakan itu diyakini sebagai tindakan yang disengaja, kata pihak berwenang.

FBI dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak Departemen Kehakiman AS memimpin penyelidikan. FBI meminta siapa pun yang memiliki informasi terkait ledakan di Nashville untuk mengirimkan informasi di situs web resminya.

 

Saksikan Juga Video Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Motif Belum Dipublikasikan

Motif di balik pengeboman tersebut belum dipublikasikan, karena penyelidikan masih berlangsung terhadap insiden di mana sebuah kendaraan rekreasi (RV) diledakkan pada Jumat 25 Desember pukul 06.30 pagi Zona Waktu Tengah (19.30 WIB) di 2nd Avenue North di pusat Kota Nashville, menurut Agen Khusus Biro Investigasi Federal (FBI) untuk Urusan Publik Doug Korneski.

Sejumlah agen FBI pada Sabtu 26 Desember menggeledah tempat yang dikonfirmasi sebagai rumah Warner di Antioch, Tennessee, sekitar 17,7 km dari lokasi ledakan. Para pejabat meyakini bahwa sejauh ini tidak ada indikasi keterlibatan orang lain dalam ledakan itu.

Ledakan tersebut mengakibatkan kerusakan struktural pada beberapa bangunan, kebakaran, dan pemadaman listrik di wilayah itu. Tiga orang dilaporkan terluka tetapi tidak dalam kondisi kritis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.