Sukses

China Temukan 591 Bintang Berkecepatan Super di Angkasa

Tim astronom China melaporkan telah menemukan ratusan bintang dengan kecepatan super di angkasa.

Liputan6.com, Beijing - Astronom China melaporkan telah menemukan ratusan bintang dengan kecepatan super di angkasa. Temuan tersebut baru-baru ini diterbitkan di Astrophysical Journal Supplement Series. 

Laporan Xinhua News, yang dikutip Senin (28/12/2020) menyebutkan, tim peneliti China berhasil menemukan 591 bintang berkecepatan tinggi berdasarkan data dari Large Sky Area Multi-Object Fiber Spectroscopic Telescope (LAMOST) dan satelit Gaia milik Badan Antariksa Eropa.

Bintang-bintang berkecepatan tinggi tersebut merupakan bintang yang bergerak dengan luar biasa cepat, relatif dibandingkan bintang lainnya, dan di suatu titik, dapat meninggalkan galaksi mereka.

Dari 591 bintang yang baru ditemukan tersebut, 43 di antaranya dapat membebaskan diri dari tarikan gravitasi galaksi Bimasakti di masa depan dan masuk ke ruang antargalaksi.

"Temuan baru kali ini melipatgandakan jumlah bintang berkecepatan tinggi yang telah diketahui," ujar Li Yinbi dari Observatorium Astronomi Nasional Akademi Ilmu Pengetahuan China (National Astronomical Observatories of the Chinese Academy of Sciences/NAOC), ketua peneliti dalam penelitian tersebut.

Saksikan Juga Video Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sudah Ada 550 Lebih Bintang Berkecepatan Tinggi

Total lebih dari 550 bintang berkecepatan tinggi telah ditemukan sejak bintang berkecepatan tinggi pertama ditemukan pada 2005.

"Bintang-bintang berkecepatan tinggi dapat memberikan pemahaman mendalam tentang beragam topik dalam ilmu pengetahuan galaksi, dari lubang hitam supermasif di pusat galaksi hingga halo galaksi jauh," ungkap Lu Youjun, seorang peneliti di NAOC.

Tim peneliti menganalisa sifat kimia dan kinematik dari 591 bintang berkecepatan tinggi tersebut dan menemukan bahwa mereka adalah bintang halo dalam.

"Kadar kelogaman mereka yang rendah mengindikasikan bahwa bagian terbesar pada halo bintang terbentuk sebagai akibat dari akresi dan gangguan pasang-surut galaksi-galaksi kerdil," ujar Zhao Gang, yang juga seorang peneliti di NAOC.

3 dari 3 halaman

Infografis Varian Baru Virus Corona COVID-19 Hantui Inggris

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.