Sukses

Ahli Ungkap Alasan Ketiak Orang Eropa Lebih Bau Dibandingkan Asia

Ahli juga menyebut orang Asia tak terlalu membutuhkan deodoran untuk ketiak dibandingkan orang Eropa.

Liputan6.com, Jakarta - Orang Asia umumnya tidak memiliki darah Rh-negatif dan rumah sakit tidak menyimpannya untuk transfusi. Wisatawan asing yang memiliki rhesus darah negatif berada dalam masalah besar jika mereka membutuhkan transfusi darah.

Ada banyak hal yang membedakan orang Asia dari ras lain, dan salah satunya adalah mereka biasanya tidak perlu menggunakan deodoran setiap saat untuk menghilangkan bau badan.

Bright Side mencari informasi terhadap orang Asia yang menurut penelitian berbeda. Tidak mau repot-repot menggunakan deodoran di ketiak, dianggap sebagai keuntungan orang Asia.

Dan ini bukan karena mereka tidak peduli dengan bau tubuhnya, melainkan karena kondisi khusus mereka. Berikut alasannya dikutip dari Brightside, Selasa (22/12/2020):

Ini semua tentang gen bau

Tidak ada yang terlahir dengan ketiak bau karena tubuh kita sebenarnya menghasilkan keringat tak berbau yang kemudian diserang oleh bakteri, dan dari sanalah bau itu berasal.

Namun studi terbaru dari University of Bristol telah mengungkap fakta bahwa bau ketiak Anda atau tidak bergantung pada satu gen tertentu yang disebut ABCC11.

Awalnya, para ilmuwan mengira gen ini hanya bertanggung jawab atas konsistensi kotoran telinga, membuatnya menjadi kering atau basah.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kotoran Telinga Berbeda?

Faktanya, ditemukan bahwa 80% hingga 95% orang Asia Timur memiliki kotoran telinga kering, sedangkan orang Afrika dan Eropa basah. Dan yang mengejutkan, konsistensi kotoran telinga terkait dengan bau ketiak.

Orang Asia ternyata memiliki kondisi genetik yang khusus, yaitu kekurangan gen ABCC11. Hal ini membuat kotoran telinga mereka kering karena kekurangan zat yang memberi makan bakteri.

Hal yang sama terjadi dengan keringat mereka: tidak berbau karena bakteri tetap "lapar" karena tubuh orang Asia tidak memproduksi zat ini untuk makanan mereka.

Orang-orang Eropa dan Afrika tidak seberuntung itu, karena kurang dari 3% dari mereka tidak memiliki gen ini sementara sisanya memilikinya, itulah sebabnya bakteri ketiak mereka memiliki lingkungan tempat mereka berkembang, oleh karena itu, menghasilkan bau.

Anehnya, sebagian besar wanita terus menggunakan deodoran, meskipun mereka tidak memiliki "gen bau" ini. Ilmuwan genetika berpendapat bahwa tekanan dari masyarakat adalah alasan mengapa sebagian dari kita terus mengikuti berbagai rutinitas higienis yang tidak perlu hanya karena "semua orang melakukannya".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.