Sukses

Kala Konjungsi Langka Jupiter-Saturnus 21 Desember Sejak 400 Tahun, Australia Alami Siang Terpanjang

Australia akan mengalami siang terpanjang saat konjungsi Planet Jupiter dan Saturnus.

Jakarta - Planet Jupiter dan Saturnus akan melakukan pertemuan langka pada hari ini, 21 Desember 2020. Keduanya --yang diperkirakan membentuk Bintang Natal, bakal berada dalam posisi sangat dekat.

Saat peristiwa konjungsi tersebut terjadi, Australia diperkirakan bakal mengalami siang terpanjang sepanjang tahun 2020, penanda permulaan musim panas.

Australia hanyalah satu dari sekian negara yang mencatat tanggal 1 Desember sebagai hari awal musim panas (atau musim dingin di belahan Bumi utara), ujar ahli astronomi, Fred Watson. Demikian seperti mengutip ABC Australia, Senin (21/12/2020). 

Kebanyakan negara di seluruh dunia menandai permulaan musim panas (atau musim dingin) berdasarkan titik balik matahari atau dikenal dengan sebutan 'solstice'.

Titik balik tersebut biasanya terjadi pada tanggal 22 Desember, namun karena tahun ini adalah tahun kabisat, peristiwa tersebut jatuh pada tanggal 21 Desember.

Peristiwa titik balik matahari dan cuaca disebabkan oleh kemiringan Bumi.

Di bulan Desember, belahan Bumi selatan miring ke arah Matahari.

Ketika titik balik terjadi, Matahari otomatis berada di garis balik selatan dan bersinar di posisi tertinggi langit dari sudut pandang manusia, kata Andrew Jacob, kurator di Sydney Observatory.

"Jadi jam terpanjang terjadi ketika Matahari berada di atas cakrawala, dan jam terpendek adalah ketika Matahari berada di bawah cakrawala."

Dengan kata lain, siang akan menjadi lebih panjang, dan malam lebih pendek.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waktu Siang Hari Akan Bertambah

Tahun ini, peristiwa tersebut terjadi pada 19.00 malam lewat dua menit waktu Australia timur atau pukul 10 pagi waktu universal takoordinasi (UTC).

Ketika itu, Dr Jacobs memperkirakan kondisi titik garis balik selatan yang ada di dekat Madagaskar, adalah tengah hari.

"Matahari akan berada langsung di atas kepala ... jadi sebuah tongkat atau orang yang berdiri tidak akan ada bayangannya di sana," katanya.

Pengamat langit juga tidak sabar menantikan momen di mana Saturnus dan Jupiter akan terlihat lebih dekat setelah 400 tahun dalam peristiwa Great Conjunction, kurang lebih satu jam setelah matahari terbenam tanggal 21 Desember.

Di masa titik balik matahari, jam siang hari akan bertambah, namun tidak berarti matahari terbenam paling lambat.

Terbenamnya matahari yang sangat lama tidak akan terjadi sampai Januari, sementara matahari terbit paling awal dua minggu lalu.

Fenomena ini terjadi karena adanya kombinasi kemiringan Bumi dengan kenyataan bahwa orbit sekitar Matahari bentuknya lebih menyerupai oval, bukan lingkaran.

Di masa ini, Bumi berputar sedikit lebih cepat dalam orbit, dan berjarak semakin dekat dengan Matahari.

"Setiap harinya kita dapat menambahkan atau mengurangi sekian lama menit kecepatan atau keterlambatan kita terhadap Matahari bila dibandingkan dengan waktu biasa," kata Dr Jacob.Di waktu titik balik, waktu matahari terbit dan terbenam menjadi sedikit lebih terlambat.

Jadi, misalnya, pada tanggal 21 Desember, Matahari terbenam di Sydney pada pukul 20:05, tapi dua minggu kemudian, terbenam pada pukul 21.09.

Sama halnya, Matahari terbit di Sydney pada pukul 05.41, namun lebih cepat empat menit dua minggu lalu.

Namun terbit atau terbenamnya Matahari tidak ada kaitannya dengan titik balik matahari. Total jam siang hari lah yang berpengaruh.

"Jika mengurangi jumlah menit sebelum terbit dan terbenamnya Matahari, Anda akan menemukan bahwa jam terpanjang dari jam matahari adalah titik balik matahari," kata Dr Jacob.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini