Sukses

PM Inggris: Perbincangan Kesepakatan Brexit Berada dalam Situasi Serius

Pembicaraan soal Brexit di Brussel akan berlanjut dengan dua minggu sebelum Inggris meninggalkan aturan perdagangan UE.

Liputan6.com, Jakarta - Pembicaraan untuk mencapai kesepakatan perdagangan pasca-Brexit berada dalam "situasi serius", kata Boris Johnson setelah panggilan telepon dengan ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.

Dikutip dari laman BBC, Jumat (18/12/2020) Dia memperingatkan bahwa "waktunya singkat" dan bahwa skenario tidak ada kesepakatan Brexit "sangat mungkin" kecuali posisi Uni Eropa berubah "secara substansial".

von der Leyen mengatakan akan "sangat menantang" untuk menjembatani "perbedaan besar".

Namun, dia juga menyambut baik "kemajuan substansial dalam banyak masalah".

Pembicaraan di Brussel akan berlanjut dengan dua minggu sebelum Inggris meninggalkan aturan perdagangan UE.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah panggilan telepon mengatakan: "Johnson mengatakan bahwa kami melakukan segala upaya untuk mengakomodasi permintaan Uni Eropa yang wajar di lapangan bermain dengan setara, tetapi meskipun kesenjangan telah menyempit, beberapa area fundamental tetap sulit.

Di bidang perikanan ia menekankan bahwa Inggris tidak dapat menerima situasi di mana ia adalah satu-satunya negara berdaulat di dunia yang tidak dapat mengontrol akses ke perairannya sendiri untuk waktu yang lama dan harus menghadapi kuota perikanan yang sangat merugikan negaranya sendiri industri.

"Posisi UE di bidang ini sama sekali tidak masuk akal dan jika ada kesepakatan, itu perlu diubah secara signifikan."

 

Simak video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perbincangan Akan Tetap Dilanjutkan

Kepala negosiator Inggris David Frost menggemakan nada perdana menteri, dengan men-tweet: "Situasi dalam pembicaraan kami dengan UE malam ini sangat serius. Kemajuan tampaknya terhalang dan waktu hampir habis."

Para pemimpin Parlemen Eropa telah menetapkan Minggu sebagai tenggat waktu bagi mereka untuk melihat teks dari kesepakatan apa pun yang disepakati oleh tim negosiasi.

Anggota Parlemen senior mengatakan mereka "tidak akan terburu-buru" untuk menyetujui kesepakatan di akhir mereka, dan harus melihat teks pada akhir minggu jika mereka menandatanganinya sebelum 31 Desember.

Panggilan itu datang setelah menteri Michael Gove memperingatkan pembicaraan mungkin berlanjut sampai setelah Natal. Dia mengatakan bahwa meski Hari Natal akan "sakral", ada kemungkinan Parlemen dapat ditarik kembali untuk menyetujui kesepakatan Brexit.

Ursula von der Leyen mengklaim kedua belah pihak telah membuat langkah signifikan dengan menyetujui "mekanisme yang kuat" untuk memastikan tidak ada pihak yang menurunkan standar lingkungan atau sosial mereka, tetapi belum menyetujui bagaimana masing-masing pihak dapat menyimpang dari tingkat ini di masa depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.