Sukses

Donald Trump Batalkan Rencana Pemberian Vaksin COVID-19 Awal untuk Pejabat Tinggi AS

Presiden Donald Trump telah membatalkan rencana vaksinasi COVID-19 awal untuk pejabat tinggi AS.

Liputan6.com, Washington D.C- Presiden Amerika Serikat Donald Trump membatalkan arahan pemerintahannya terkait pemberian awal vaksin COVID-19 untuk jajaran pejabat tinggi pemerintah AS.

Pengumuman itu disampaikan Trump pada Minggu 13 Desember waktu setempat, atau beberapa jam setelah pemerintahannya mengonfirmasi bahwa para pejabat senior AS, termasuk beberapa penasihat Gedung Putih, yang bekerja di dekat Trump dan Wakil Presiden Mike Pence akan ditawari vaksin COVID-19 secepatnya pekan ini. 

Diketahui bahwa distribusi vaksin COVID-19 telah dimulai di AS saat ini dan diprioritaskan untuk pekerja medis garis depan dan orang-orang di panti jompo serta fasilitas perawatan lainnya, seperti dikutip dari Associated Press, Senin (14/12/2020). 

Mereka sebelumnya dilaporkan akan ditawari vaksin COVID-19 secepatnya pekan ini di bawah rencana keberlangsungan pemerintah federal AS. 

"Orang-orang yang bekerja di Gedung Putih seharusnya menerima vaksin agak belakangan dalam program ini, kecuali  diperlukan secara khusus," terang Trump dalam pernyataannya via Twitter.

"Saya telah meminta agar penyesuaian ini dilakukan. Saya tidak dijadwalkan untuk mengambil vaksin, tetapi berharap untuk melakukannya pada waktu yang tepat," ungkapnya. 

Namun, belum adanya informasi yang jelas tentang seberapa besar program vaksin COVID-19 awal itu direncanakan. Selain itu, belum diketahui juga apa efek keputusan Trump tersebut terhadap upaya pemerintah AS dalam melindungi para pejabatnya. 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masih dalam Tahap Diskusi

Sebelumnya, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Ulyot menyampaikan dalam pernyataannya bahwa "para pejabat senior di cabang eksekutif, Kongres AS dan peradilan akan menerima vaksinasi secara awal sesuai dengan protokol pemerintah yang ditetapkan dalam kebijakan eksekutif". 

Menurut panduan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), belum adanya informasi yang cukup untuk menentukan apakah mereka yang pernah terjangkit COVID-19 juga harus divaksinasi. 

Wapres Pence, yang belum pernah tertular COVID-19, bersama para penasihatnya diketahui telah mendiskusikan waktu dan bagaimana dia harus menerima vaksin dengan pemerintah yang berusaha meningkatkan kepercayaan publik terhadap suntikan tersebut.

Diketahui bahwa vaksin Pfizer membutuhkan dua dosis terhadap satu orang dengan jarak waktu tiga pekan, yang berarti anggota pemerintahan Trump akan menerima suntikan terakhir hanya beberapa pekan sebelum meninggalkan Gedung Putih.

Sementara itu, para penasihat dan staf Presiden terpilih Joe Biden sedang membahas waktu dan bagaimana ia harus menerima vaksin nantinya.

Mereka juga membahas upaya perlindungan dari COVID-19 di West Wing Gedung Putih atau kantor kepresidenan untuk menjaga kesehatan Presiden terpilih AS tersebut. 

Menurut seorang pejabat Capitol Hill, yang enggan disebutkan namanya, anggota parlemen belum mendapatkan informasi soal berapa banyak dosis vaksin COVID-19 yang akan tersedia untuk mereka, dan menambahkan bahwa terlalu awal untuk berspekulasi tentang pihak yang kemungkinan akan menerimanya. 

3 dari 3 halaman

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin COVID-19, Inggris atau China?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.