Sukses

Update 9 Desember 2020: Kasus COVID-19 Capai 68,2 Juta, Herd Immunity Swedia Gagal

Total kasus COVID-19 di dunia mencapai 68,2 juta. Herd immunity di Swedia tak berhasil.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di dunia telah mencapai 68,3 juta kasus. Sebanyak 1,55 juta orang pasien virus corona meninggal dunia dan 44 juta sembuh. Kasus masih melonjak di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Rabu (9/12/2020), tiga kasus tertinggi berada di Amerika Serikat (15,1 juta), India (9,7 juta), dan Brasil (6,6 juta). 

Tiga negara itu juga mencatat kasus sembuh dan kematian tertinggi.

Strategi herd immunity melawan COVID-19 juga tak berhasil di Swedia. Kini, kasus Swedia mencapai 297 ribu dan 7.200 pasien meninggal. Jumlah itu tertinggi di Eropa Utara.

Pemerintah Swedia akhirnya mulai memperketat aturan meski belum ada lockdown atau kewajiban pakai masker. 

Total kasus COVID-19 di China masih stabil di kisaran 93 ribu kasus. Di Turki, kasus masih terus meningkat hingga 896 ribu kasus.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rahasia Inggris Bisa Jadi Negara Pertama Suntik Vaksin Virus Corona COVID-19

Inggris menjadi pertama di dunia yang gelar vaksinasi massal dari vaksin COVID-19. Mereka menggunakan vaksin buatan Pfizer pada Selasa, 11 Desember 2020.

"Hari ini adalah langkah maju yang besar dalam perjuangan kita melawan virus corona. Memiliki vaksin yang efektif adalah cara terbaik untuk melindungi mereka yang paling rentan, menyelamatkan puluhan ribu nyawa," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, dalam keterangan resmi, Rabu 9 Desember 2020.

Vaksin Pfizer bisa langsung dipakai di Inggris meski baru sampai pekan lalu. Inggris mampu menjadi negara pertama yang menggelar vaksin berkat otoritas kesehatan yang bekerja ketat dan efisien, sehingga vaksin Pfizer bisa langsung digunakan. 

Vaksin diperiksa oleh Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) di Inggris. 

"Tidak ada tahapan dalam proses pengembangan vaksin yang tidak dilewati dan CEO MHRA telah menjelaskan bahwa sama sekali tidak ada jalur alternatif yang diambil dalam menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech. Semua harus melewati proses yang sudah ditetapkan," jelas Dubes Inggris.

3 dari 4 halaman

Prioritas Vaksin COVID-19

Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi Inggris (JCVI) telah menyarankan agar vaksin pertama-tama diberikan kepada mereka yang tinggal di panti jompo (care home) berikut stafnya. 

Selanjutnya adalah orang-orang yang berusia di atas 80 tahun dan pekerja kesehatan dan sosial, kemudian kepada penduduk lainnya dalam urutan usia dan risiko.

Dubes Inggris juga menjelaskan bahwa distribusi vaksin tidak mudah. Sekadar informasi, perlu alat pendingin khusus untuk menaruh vaksin Pfizer yang butuh suhu minus 70 derajat Celsius.

"Mendistribusikan vaksin adalah upaya dan tantangan yang luar biasa. Sekarang bukan waktunya untuk melupakan fakta bahwa kita membutuhkan upaya global--karena tidak ada satu negara, dan tidak ada perusahaan farmasi, yang dapat melakukannya sendirian," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.