Sukses

India Prioritaskan 300 Juta Warganya Dapat Vaksin Virus Corona COVID-19

Pejabat kesehatan India mengatakan pada Selasa, 8 Desember bahwa tiga perusahaan vaksin telah mengajukan permohonan persetujuan awal untuk penggunaan darurat di India.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan India telah mengumumkan beberapa vaksin Virus Corona COVID-19 kemungkinan akan menerima lisensi dalam beberapa pekan ke depan dan menguraikan rencana awal guna mengimunisasi 300 juta orang warganya.

Pejabat kesehatan India mengatakan pada Selasa, 8 Desember bahwa tiga perusahaan vaksin telah mengajukan permohonan persetujuan awal untuk penggunaan darurat di India.

Serum Institute of India, yang telah mendapat lisensi untuk memproduksi vaksin AstraZeneca, Pfizer dan produsen India Bharat Biotech.

"Beberapa dari mereka mungkin mendapatkan lisensi dalam beberapa minggu ke depan," kata Sekretaris Kesehatan federal Rajesh Bhushan.

India mengatakan, rencana imunisasi awalnya berkisar pada tiga kelompok prioritas. 10 juta petugas kesehatan, 20 juta pekerja garis depan seperti polisi dan militer, dan 270 juta orang lainnya yang berusia di atas 50 tahun atau yang memiliki penyakit yang membuat mereka lebih rentan terhadap COVID-19.

Kementerian Kesehatan India sebelumnya telah menetapkan target Agustus 2021 untuk mengvaksinasi orang-orang tersebut.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Populasi India hampir 1,4 miliar

Bhushan mengatakan, India akan bergantung pada program vaksinasi yang ada. Setiap tahun, India mengimunisasi 26 juta bayi dan 30 juta wanita hamil dengan 300 juta dosis vaksin.

Tapi ada tantangan. Bahkan sebelum pandemi, cakupan vaksin untuk anak-anak di India tidak merata. Ini terendah di antara komunitas adat India, di mana hanya 56 persen bayi baru lahir yang divaksinasi.

Pejabat kesehatan juga perlu memastikan bahwa penekanan pada vaksin virus corona tidak mengganggu program imunisasi yang ada.

Artinya, lebih banyak orang harus dilatih untuk mengelola vaksin. Imunisasi orang dewasa juga akan membutuhkan personel medis yang berbeda daripada dokter anak, dan mungkin menghadapi lebih banyak resistensi terhadap suntikan.

"Kekhawatiran saya adalah kami belum pernah melihat vaksinasi orang dewasa sebelumnya," kata Dr. Gagandeep Kang, pakar penyakit menular di Christian Medical College di Vellore di India selatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.