Sukses

Dijarah 160 Tahun Lalu, Patung Kepala Kuda Akhirnya Dipulangkan ke Istana China

Ini adalah salah satu dari 12 patung kepala hewan perunggu terkenal yang dicuri dari Beijing ketika pasukan Inggris dan Prancis menginvasi China selama Second Opium War.

Liputan6.com, Beijing - Patung kepala kuda yang dijarah dari China Old Summer Palace 160 tahun silam telah kembali ke 'rumah' asalnya.

Ini adalah salah satu dari 12 patung kepala hewan perunggu terkenal yang dicuri dari Beijing ketika pasukan Inggris dan Prancis menginvasi China selama Second Opium War.

Dikutip dari laman BBC, Kamis (2/12/2020), lebih dari separuh potongan telah ditemukan dan dikembalikan ke Tiongkok, tetapi saat ini dipajang di museum lain. Lima patung dilaporkan masih hilang.

Patung kepala kuda itu disumbangkan oleh mendiang taipan Makau Stanley Ho, yang membeli artefak itu seharga US$ 8,9 juta atau setara Rp 126 miliar.

Patung itu sebelumnya di lelang Sotheby di Hong Kong pada tahun 2007 dan kemudian menyumbangkannya kepada pemerintah China pada 2019.

Pemerintah China kemudian menghabiskan satu tahun merenovasi sebuah kuil di halaman Old Summer Palace dan mengubahnya menjadi tempat pameran, lapor Xinhua.

"Ada konsensus internasional untuk mengembalikan peninggalan budaya yang hilang ke rumah asli mereka, dan upaya China untuk membawa pulang relik dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan konsensus itu," kata He Yan, dari Beijing Urban Planning Society kepada Xinhua.

12 patung hewan zodiak China pernah diletakkan jam air taman kerajaan Old Summer Palace.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Old Summer Palace Istana Terindah

Selama bertahun-tahun, kolektor seni dan perusahaan telah membeli karya-karya itu dan mengembalikannya ke China, meskipun keberadaan lima patung masih belum diketahui.

Juga dikenal sebagai Yuanmingyuan, Old Summer Palace dibangun pada tahun 1700-an telah digambarkan sebagai istana terindah di negara itu.

Halaman istana yang besar dan isi bangunannya dijarah dan dibakar oleh pasukan Inggris dan Prancis pada tahun 1860.

Insiden tersebut tetap menjadi topik yang sangat sensitif di Tiongkok hingga hari ini, dan terus-menerus muncul kembali dalam film-film populer Tiongkok.

Perdebatan di media sosial juga memicu amarah, dan pertengkaran sengit tentang penjualan benda seni itu secara internasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.