Sukses

Amat Terang, Cahaya Bola Api dari Meteor di Langit Jepang Disebut Mirip Bulan Purnama

Bola api terbaru muncul di langit Jepang ini disebut-sebut memiliki tingkat cahaya yang diyakini menyamai terang bulan.

Liputan6.com, Tokyo - Sebuah meteor melesat di langit malam Jepang, diakhiri suatu kilatan cahaya yang banyak saksi sebut mirip seperti terang bulan purnama.

Dilansir dari UPI, Selasa (1/12/2020), saksi mata melaporkan bahwa bola api, terlihat dan menerangi langit malam di seluruh Jepang pada Minggu 29 November sekitar pukul 01.35 pagi. Objek tersebut terekam dalam video, di berbagai lokasi di seluruh negeri.

Takeshi Inoue, selaku direktur Planetarium Kota Akashi di Prefektur Hyogo, mengatakan bahwa bola api itu diklasifikasikan sebagai bolide, yaitu meteor yang sangat terang.

“Kami yakin semburan cahaya terakhir seterang bulan purnama,” katanya kepada Kyodo News.

Media sosial ramai pada hari Minggu setelah laporan bahwa objek yang memancarkan cahaya kuat terlihat jatuh dari langit di atas Jepang pada dini hari.

Bola api, yang diyakini sebagai bolide - sejenis bintang jatuh yang kecerahannya sering dibandingkan dengan bulan purnama - dapat dilihat dengan jelas dari bagian barat dan tengah Jepang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penampakan Bola Api Melesat Sebelum Puncak Hujan Meteor Perseid

Jelang puncak salah satu hujan meteor Parseid terbaik pada 2020 yang berlangsung Agustus lalu, All-Sky Fireball Network NASA menangkap juga penampakan bola api yang melesat di atas langit pada Sabtu dan Minggu (8 Agustus dan 9 Agustus).

Rekaman tersebut, seperti dikutip dari Space.com, Selasa (11/8/2020), berfungsi sebagai pengingat untuk pergi keluar menikmati Perseid yang terkenal, yang diperkirakan akan mencapai puncaknya semalam pada Selasa hingga Rabu (11 Agustus hingga 12 Agustus).

Perseid muncul antara 17 Juli dan 24 Agustus, saat Bumi sejajar melalui puing-puing berusia ribuan tahun dari Comet Swift-Tuttle atau Komet Swift-Tuttle. Meteor itu tampaknya berasal dari konstelasi Perseus, yang jadi cikal bakal namanya.

Selengkapnya disini.

 

Reporter : Romanauli Debora

3 dari 3 halaman

Infografis Seluk-beluk Tes Medis Corona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.