Sukses

Donald Trump Siap Tinggalkan Gedung Putih, Apa Syaratnya?

Donald Trump mulai membahas kemungkinan ia pergi dari Gedung Putih.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih belum mengaku kalah dari Joe Biden di pemilu AS. Namun, Trump siap angkat kaki dari Gedung Putih.

Syaratnya, Donald Trump akan menunggu dulu hasil pemilihan elektoral (electoral college). Jadwal pemilihan adalah 14 Desember 2020.

"Tentunya saya akan melakukannya (pergi dari Gedung Putih), dan kamu tahu itu," ujar Donald Trump kepada pers di Gedung Putih, seperti dikutip Jumat (27/11/2020). 

Donald Trump mengakui masih sulit baginya untuk mengaku kalah. Pasalnya, ia yakin ada kecurangan pada pemilu AS 2020 akibat maraknya pemilihan via pos (absentee atau mail-in ballot). 

Saat ini, Donald Trump kekurangan jumlah suara elektor untuk menang. Joe Biden telah mengantongi 306 suara, sementara Trump hanya 232. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Restui Transisi

General Services Administration (GSA) di Amerika Serikat diminta mulai melakukan transisi pemerintahan dari Donald Trump menuju Joe Biden. Presiden AS saat ini, melalui Twitter menyampaikan dukungan langkah tersebut meski masih melanjutkan gugatan hukum atas hasil pemilu. 

Tugas GSA adalah memberi sumber daya dan pelayanan untuk transisi pemerintahan. Masalahnya, pemilu AS 2020 sedang digugat karena Donald Trump tak terima hasil pemilu melalui surat pos di beberapa negara bagian. 

Ketua GSA, Emily Murphy, sempat tidak segera melaksanakan protokol karena enggan bertindak secara prematur. Ia kini sudah bersurat ke Joe Biden untuk membantu proses transisi. 

"(Berdasarkan) perkembangan terbaru terkait tantangan hukum dan sertifikasi hasil pemilu, (saya) mengirimkan surat ini hari ini untuk menyediakan berbagai sumber daya dan pelayanan kepada Anda," tulis Murphy seperti dikutip NPR, Selasa 24 November 2020. 

Emily Murphy dipilih oleh pemerintahan Trump untuk memimpin GSA. Meski begitu, ia menegaskan bahwa ia tak dipengaruhi siapapun atau memfavoritkan salah satu capres dalam mengambil kebijakan transisi. 

Joe Biden rencananya akan diangkat menjadi presiden pada 20 Januari 2021.

Kabar restu dari Donald Trump mengemuka setelah twit dirinya "merekomendasikan" GSA dan lainnya dalam pemerintahannya untuk memulai "protokol awal" untuk memulai transfer formal kekuasaan presiden.

3 dari 4 halaman

Donald Trump Minta Agar GSA Jangan Diancam

Dalam suratnya, Emily Murphy mengaku diancam karena dituduh sengaja menunda transisi. Ancaman itu diberikan pada keluarga hingga hewan peliharaannya. 

"Saya memang mendapat ancaman online, lewat foto, dan lewat surat, yang mengarah pada keselamatan saya, keluarga saya, staf saya, dan bahkan hewan-hewan peliharaannya saya," ujar Murphy yang mengaku tidak gentar.

Presiden Donald Trump meminta agar tak ada ancaman kepada Emily Murphy, ia pun mempersilahkan adanya transisi meski ia masih lanjut menggugat. 

"Saya ingin berterima kasih kepada Emily Murphy di GSA untuk pengabdian dan kesetiannya yang kuat pada negara kita. Ia telah dilecehkan, diancam, dan dianiaya, dan saya tidak ingin melihat ini terjadi kepadanya, keluarganya, atau pegawai GSA," ujar Trump via Twitter.

DOnald Trump masih yakin gugatannya akan sukses, namun meminta Emily menjalankan protokol.

"Dalam kepentingan terbaik negara kita, saya merekomendasikan Emily dan timnya untuk melakukan apa yang dibutuhkan berdasasrkan protokol awal, dan tim saya telah diberitahukan hal serupa," pungkas Trump.

4 dari 4 halaman

Infografis Pemilu AS:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.