Sukses

Sebut Tim Kampanyenya Memalukan, Sekutu Donald Trump Sarankan Akui Kekalahan Pilpres AS

Sekutu terkemuka Donald Trump mulai menganjurkan Presiden AS tersebut menerima kekalahannya dalam Pilpres AS.

Liputan6.com, Washington D.C - Chris Christie, seorang sekutu terkemuka Donald Trump, telah mendesaknya menghentikan upaya untuk membalikkan kekalahan dari Joe Biden dalam Pemilu Presiden AS 2020.

Bahkan, mantan Gubernur New Jersey  tersebut menyebut tim hukum presiden sebagai "aib nasional".

Mengutip BBC, Senin (23/11/2020), Presiden Trump telah menolak untuk mengakui pemilihan. Ia juga membuat klaim yang tidak berdasar tentang kecurangan pemilu yang meluas.

Banyak Partai Republik telah mendukung upaya hukumnya, tetapi sejumlah kecil lainnya yang terus bertambah telah melanggar.

Pada Sabtu, 21 November, Trump mengalami pukulan telak di Pennsylvania, setelah seorang hakim menolak gugatan dari kampanye Trump yang berusaha membatalkan jutaan suara mail-in di negara bagian medan pertempuran tersebut.

Dalam putusan yang keras, Hakim Matthew Brann mengatakan bahwa pengadilannya telah dihadapkan dengan "argumen hukum yang tegang tanpa dasar dan tuduhan spekulatif".

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tim Hukum Trump Disebut Memalukan

Berbicara kepada program This Week ABC pada hari Minggu, Christie, mantan Gubernur New Jersey, mengatakan: "Terus terang, perilaku tim hukum presiden telah memalukan nasional".

Dia mengatakan kubu Trump sering membahas penipuan pemilu "di luar ruang sidang, tetapi ketika mereka masuk ke dalam ruang sidang, mereka tidak mengaku penipuan dan mereka tidak membantah penipuan".

"Saya telah menjadi pendukung presiden. Saya memilihnya dua kali. Tetapi pemilihan memiliki konsekuensi, dan kami tidak dapat terus bertindak seolah-olah sesuatu yang terjadi di sini tidak terjadi."

Christie adalah gubernur pertama yang mendukung Trump sebagai calon presiden pada 2016. Dia juga membantu mempersiapkan presiden AS untuk debatnya dengan Biden awal tahun ini.

Dia memilih untuk mengkritik Sidney Powell, seorang pengacara yang muncul bersama tim hukum Trump selama konferensi pers pada hari Kamis yang, tanpa memberikan bukti, mengatakan bahwa sistem pemungutan suara elektronik mengalihkan jutaan surat suara ke Biden, dan bahwa dia juga menang berkat "uang komunis. ".

Tetapi pada hari Minggu, kampanye Trump mengeluarkan pernyataan yang menjauhkan diri dari Powell, mengatakan dia "menjalankan hukum sendiri" dan "bukan anggota tim hukum Trump".

Sebuah tweet dari Presiden Trump awal bulan ini secara eksplisit menyebut dia sebagai bagian dari tim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.