Sukses

Hampir 80 Persen Warga AS Akui Kemenangan Joe Biden di Pemilu 2020

Survei opini nasional Reuters/Ipsos menunjukkan 79 persen warga usia dewasa di AS mempercayai kemenangan Biden dalam pemilu.

Liputan6.com, Washington D.C- Survei terbaru menunjukkan bahwa hampir 80 persen warga Amerika Serikat, termasuk lebih dari setengah pendukung Partai Republik, mengakui Presiden terpilih Joe Biden sebagai pemenang pemilu 2020. 

Survei itu muncul menyusul proyeksi oleh sebagian besar media AS yang menyerukan kemenangan Demokrat berdasarkan keunggulannya di negara-negara medan persaingan, menurut hitungan Reuters/Ipsos.

Dilansir US News yang mengutip Reuters, Rabu (11/11/2020) survei opini nasional Reuters/Ipsos, yang dilakukan antara 7 November-10 November, menunjukkan 79 persen kalangan usia dewasa di AS mempercayai kemenangan Biden dalam pemilu.

Sementara itu, 13 persen lainnya mengatakan bahwa hasil pemilu belum diputuskan, 3 persen menyatakan Donald Trump menang, dan 5 persen lainnya mengakui tidak mengetahui. 

Hasil survei baru tersebut juga menunjukkan sedikit perpecahan dalam garis partai, dengan enam dari 10 pendukung Partai Republik dan hampir semua pendukung Partai Demokrat menyatakan Biden menang. 

Diketahui bahwa Biden, yang diproyeksikan oleh sebagian besar media AS, berhasil meraih 279 electoral votes dibandingkan Trump yang hanya meraih 214 electoral votes dengan hasil di tiga negara bagian yang belum selesai, menurut Edison Research. 

Adapun pemungutan suara populer, dimana Biden unggul 76,3 juta, atau 50,7 persen dari total, menyaingi Trump dengan 71,6 juta suara atau 47,6 persen.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

72 Persen Warga AS Setuju Pihak yang Kalah Pemilu Harus Akui Kekalahan

Hingga saat ini, Trump masih enggan untuk mengakui hasil pemilu AS 2020.

Trump, secara awal mengklaim kemenangan sebelum semua suara dihitung dan telah berulang kali mengeluhkan kecurangan pemilu secara kuas tanpa bukti. 

Klaim Trump tersebut pun juga disuarakan oleh anggota kabinetnya, 

Jaksa Agung AS William Barr meluncurkan instruksi penyelidikan kepada jaksa-jaksa federal soal dugaan "substansial" dalam penyimpangan pemungutan suara.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyampaikan bahwa ia memperkirakan akan adanya "transisi yang mulus ke pemerintahan Trump yang kedua".

Laporan US News menerangkan, bahwa survei yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos ini merupakan bagian dari survei yang lebih luas yang dilakukan pada 7 November hingga 10 November 2020 dan termasuk tanggapan sebelum hasil pemilu diumumkan. 

Survei tersebut menunjukkan bahwa 70 persen warga Amerika, termasuk 83 persen pendukung Partai Demokrat dan 59 persen pendukung Partai Republik, mempercayai pejabat pemilu mereka telah "melakukan pekerjaannya dengan jujur".

Ditemukan juga bahwa 72 persen warga AS berpikir pihak yang kalah dalam pemilu harus mengakui kekalahan, sementara 60 persen lainnya berpikir akan ada transisi kekuasaan yang damai saat masa jabatan Trump berakhir pada Januari 2021. 

Di lakukan di seluruh AS, survei Reuters//Ipsos itu pun dilakukan secara online, dan dalam bahasa Inggris. 

Tanggapan yang dikumpulkan dari kalangan usia dewasa pun mencakup 1.363 orang. Survei itu juag diklaim memiliki interval kredibilitas, tolak ukur presisi, sebesar 5 persen. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.