Sukses

Berawal Tiru Budaya Hong Kong hingga Jadi Tren Asia, Begini Sejarah Industri K-Pop

Industri hiburan Korea Selatan dapat berkembang seperti sekarang setelah melalui berbagai hambatan.

Liputan6.com, Seoul - Industri hiburan Korea Selatan atau yang akrab disebut K-Pop kini digemari masyarakat dunia termasuk Indonesia. Industri ini mencakup layar lebar, drama, serta musik girlband atau boyband seperti Blackpink dan BTS.

Dalam webinar bertajuk "A brief history of K-Pop: The product of Asian exchange" yang digelar Korean Cultural Center Indonesia (KCCI), Rabu (11/11/2020), Hojai Jung, seorang mantan Jurnalis Dong-A Ilbo, yang juga pengamat K-Pop, menceritakan bagaimana industri hiburan Korea Selatan dapat berkembang hingga menjadi seperti sekarang.

Ia mengungkap, kemunculan K-Pop juga dipengaruhi budaya dari luar Korea.

"Awalnya tahun 80-an, Korea Selatan melihat budaya Hong Kong yang sangat bebas dan juga menarik, sehingga hal itu menarik perhatian anak muda Korea untuk menyukai bintang-bintang Hong Kong. Kala itu, Korea Selatan juga tidak memiliki idol seperti yang dimiliki Hong Kong," imbuhnya.

Selain dipengaruhi Hong Kong, Korea Selatan juga melihat bahwa industri hiburan Jepang telah berkembang dan disebut sebagai J-Pop. Korea Selatan sempat mencoba untuk meniru apa yang telah dicapai Jepang, namun percobaan tersebut gagal karena agensi dalam negeri tidak dapat menghasilkan idol yang dapat diterima pasar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Krisis Moneter 1997 Mengubah Industri Hiburan Korea Selatan

Pada 1980-an, Korea Selatan dihadapkan dengan permasalahan media yang melakukan tindakan korupsi sehingga industri hiburan tidak dapat berkembang dengan baik. Hanya beberapa idol tertentu yang dapat muncul di televisi dan untuk dapat seperti itu, agensi harus membayarkan sejumlah uang ke media tersebut.

Industri hiburan Korea Selatan kala itu masih dipenuhi dengan acara impor dari Hong Kong, Jepang, dan juga Amerika Serikat sehingga potensi dalam negeri kurang diperhatikan.

Jung turut menjelaskan, sebelum terjadinya krisis moneter pada 1997, Korea Selatan masih menjadi negara yang tertutup untuk melakukan kerja skala global di bidang industri hiburan. Semenjak melewati krisis tersebut, terjadi perubahan dalam politik dan budaya Korea yang akhirnya mempengaruhi industri hiburan.

"Korea Selatan memanfaatkan kegagalan untuk menjadi kesempatan. Setelah krisis moneter, Korea Selatan membuka diri untuk menerima hubungan dan kerja sama dengan negara lain termasuk dalam industri hiburan, sehingga budaya K-pop mulai muncul dan dapat berkembang untuk masuk ke pasar global," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Perkembangan Generasi K-Pop dari 1997 hingga Sekarang

Setelah industri K-Pop muncul, banyak agensi baru lahir dan secara otomatis juga menampilkan para idol baru. Generasi pertama K-Pop ini dimulai dari 1997 hingga 2004, di masa inilah K-Pop melakukan debut di dunia.

"Pada generasi pertama dan kedua, para idol Korea dihadapkan dengan masalah yang menyangkut agensi, di mana mereka mendapat tuntutan yang keras dan dituntut bekerja oleh agensi seperti budak. Sedangkan, di generasi ketiga, para idol dihadapkan dengan fenomena perundungan dan fitnah yang dilakukan masyarakat atau penggemar fanatik dari rival mereka," imbuh Jung.

Namun, permasalah ini bisa di atasi pada generasi keempat K-Pop. Agensi-agensi telah berusaha untuk melindungi idol mereka dan memberikan hak idol sepenuhnya.

Berkat hal tersebut, tidak sedikit idol K-pop yang berhasil mendunia, seperti Blackpink yang dapat berkolaborasi dengan Selena Gomez atau BTS yang sempat menduduki tangga lagu Billboard.

Jung juga menjelaskan, perkembangan agensi tersebut dapat terwujud karena adanya keinginan dari mereka untuk menyediakan platform dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Usaha tersebut telah membuahkan hasil dan mengantarkan industri hiburan Korea dapat diterima dunia.

 

Reporter: Ruben Irwandi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.