Sukses

Bukan Donald Trump, 5 Presiden Amerika Ini Pernah Melancarkan Perang Selama Menjabat

Presiden AS Donald Trump menjadi pemimpin pertama di negaranya yang tak berperang sejak era Presiden Ronald Reagan.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Hasil pemilu Amerika Serikat 2020 menunjukan Joe Biden-Kamala Harris mengalahkan Donald Trump. Pada pemilu yang sengit dan memakan waktu berhari-hari, pasangan dari Partai Demokrat itu berhasil unggul di daerah-daerah penting AS.

Kubu Donald Trump belum mengaku kalah dan masih mengambil langkah hukum. Namun, apabila jabatan Donald Trump berakhir, maka ia telah menjadi presiden AS yang tak pernah berperang selama hampir 40 tahun. 

Berdasarkan data sejarah, presiden AS konsisten memulai perang baru dari zaman Ronald Reagan yang berperang di Amerika Tengah dan Lebanon. Presiden Barack Obama pun memulai perang baru di Timur Tengah. 

Presiden Donald Trump memang sering ribut dengan Korea Utara dan Iran. Namun, Donald Trump tidak melakukan perang baru dengan dua negara itu. 

Yang paling terkenal tentunya Presiden George H. W. Bush dan George W. Bush. Duo bapak-anak ini melancarkan perang di Timur Tengah: sang bapak berperang di Perang Teluk, sementara anaknya berperang melawan Al-Qaeda. 

Berikut daftar perang-perang presiden AS sebelum Donald Trump berdasarkan data yang dikumpulkan Liputan6.com:

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Presiden Ronald Reagan

Mulai menjabat: 1981 

Menurut Foreign Policy, Presiden Ronald Reagan sempat berperang singkat di Grenada. Ia juga pernah menggencarkan serangan udara di Libya pada operasi Operation El Dorado Canyon di 1986.

Pada 1983, Presiden Reagan melibatkan negaranya ke dalam Multinational Force di Lebanon setelah 214 prajurit AS tewas akibat serangan bom. Namun, Reagan menarik mundur pasukannya pada 1984.

3 dari 6 halaman

2. Presiden George H. W. Bush

Mulai menjabat: 1989

Presiden George Herbert Walker Bush terlibat dalam Perang Teluk (Gulf War) melawan rezim Saddam Husein di Irak. Negara-negara Timur Tengah, termasuk Raja Fahd dari Arab Saudi, turut ikut berperang. 

Perang terjadi karena pasukan Irak menyerang Kuwait. Konflik berlangsung selama setengah tahun dan pasukan koalisi berhasil mengalahkan Irak, namun rezim Saddam Husein tetap berkuasa.

Sementara, Presiden Bush kehilangan popularitasnya dan gagal terpilih di periode kedua.

 

4 dari 6 halaman

3. Presiden Bill Clinton

Mulai menjabat: 1993 

Presiden Bill Clinton terlibat dalam perang baru di Bosnia dan Kosovo. Totalnya, Foreign Policy mencatat Bill Clinton meluncurkan tiga kampanye udara di Bosnia (1995), Irak (1998), dan Kosovo (1999). 

Serangan Clinton disebut memiliki intensitas yang lebih ketimbang besar kampanye perang Ronald Reagan. 

Presiden Bill Clinton berperang di Kosovo bersama NATO melawan Yugoslavia. Ia resmi menarik mundur pasukan pada 1999.

5 dari 6 halaman

4. Presiden George W. Bush

Mulai menjabat: 2001 

Presiden Bush mungkin adalah sosok warmonger yang paling terkenal di dunia Muslim karena perangnya melawan Al-Qaeda di Timur Tengah. 

Konflik ini bermula dari peristiwa teroris 911 di New York pada 2001. Pemerintahan Bush juga menuduh Irak memiliki "senjata pemusnah massal". 

Tak lama setelah peristiwa 911, Presiden Bush resmi melancarkan War on Terror di Irak dan Afganistan. 

Perang itu kini menyisakan sejarah kelam dan kontroversi yang panjang serta masih berlangsung hingga saat ini.

Sebagai catatan, Joe Biden yang kini terpilih sebagai presiden AS juga mendukung perang Presiden Bush. Saat itu, Biden merupakan senator dari Delaware.

6 dari 6 halaman

5. Presiden Barack Obama

Mulai menjabat: 2008 

Presiden Barack Obama membawakan harapan setelah rezim Presiden Bush. Sayangnya, Obama justru memulai perang baru di Timur Tengah. 

Pada 2011, rezim Obama terlibat pada intervensi militer di Libya untuk melawan Muammar Gaddafi. 

Pada wawancara dengan Fox News di 2016, Presiden Obama mengaku intervensi di Libya adalah kesalahan terburuk dalam pemerintahannya. 

Ia menyesalkan karena tidak memikirkan rencana setelah melengserkan Gaddafi. Kondisi Libya kini masih tak stabil dan memiliki dua pemerintah. 

Selain itu, Presiden Obama juga melibatkan diri di Perang Yaman. Rezim Obama dikritik setelah melancarkan serangan drone di Yaman yang malah membunuh konvoi pernikahan pada 2013. 

Pada 2018, Human Rights Watch menyebut rezim Obama gagal belajar dari pengalaman masa lalu ketika melibatkan diri di Perang Yaman. Hingga kini, Perang Yaman masih berkecamuk dan mengakibatkan jutaan anak kelaparan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.