Sukses

Ancaman Mutasi Corona COVID-19 Picu Lockdown di Denmark

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen memperingatkan bahwa mutasi dapat mengancam keefektifan vaksin Corona COVID-19 di masa depan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Denmark mengumumkan pembatasan baru yang jauh lebih ketat pada Kamis, 5 November 2020 setelah pihak berwenang menemukan bahwa versi mutasi dari virus corona di hewan cerpelai juga ditemukan pada manusia.

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen memperingatkan bahwa mutasi dapat mengancam keefektifan vaksin Corona COVID-19 di masa depan.

Dia mengatakan, virus yang bermutasi ditemukan melemahkan kemampuan untuk membentuk antibodi, demikian dikutip dari laman DW.com, Jumat (6/11/2020).

Akibatnya, tujuh kotamadya di utara negara itu, rumah bagi sebagian besar peternakan cerpelai Denmark, akan memberlakukan pembatasan pergerakan melintasi garis kabupaten.

"Mulai malam ini, warga di tujuh wilayah Jutlandia utara didorong untuk tinggal di daerah mereka untuk mencegah penyebaran infeksi," kata Frederiksen dalam konferensi pers.

"Kami meminta Anda yang ada di utara Jutland untuk melakukan sesuatu yang benar-benar luar biasa," tambahnya, berbicara tentang "penutupan nyata" di wilayah tersebut. "Mata dunia tertuju pada kita."

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan Jutland Utara

Frederiksen melarang orang bepergian ke wilayah yang terkena dampak. Dia mengatakan transportasi umum akan ditutup dengan bus dan kereta api berhenti memasuki atau meninggalkan Jutlandia utara hingga 3 Desember.

Frederiksen juga mengatakan sekolah, bar dan restoran akan ditutup, begitu pula museum, perpustakaan, kolam renang dan pusat kebugaran.

Selain itu, orang disarankan untuk bekerja dari rumah, dan pertemuan umum dibatasi maksimal 10 orang.

Perdana menteri mendesak penduduk di wilayah tersebut untuk tinggal di kotamadya mereka dan menjalani tes.

Mutasi virus corona terkait dengan peternakan cerpelai.Penutupan regional dilakukan sehari setelah pemerintah memerintahkan pemusnahan semua cerpelai yang dibesarkan di peternakan setelah ditemukannya virus yang bermutasi.

Sejauh ini, 12 orang di utara telah didiagnosis dengan bentuk virus baru. Pejabat kesehatan mengatakan mereka belum menunjukkan bentuk penyakit yang lebih serius.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.